Kerusakan Yang Sering Terjadi pada Layar TV Tabung CRT
Short Katoda dengan Filament atau Heater
Jika hal ini terjadi maka tampilan layar akan menampilkan warna yang tidak normal, kehilangan satu atau dua warna primer (RGB). Juga apabila salah satu warna dominan terhadap yang lain dan di sertai garis Blanking.Penting untuk bisa memastikan perbedaan antara kerusakan pada tabung CRT atau pada blok RBG circuit.
Kita bisa memakai alat yang bernama CRT Restorer Gun (alat tembak tabung CRT/layar) yang sudah siap pakai, Tetapi alat tersebut relatif mahal bagi sebagian tukang service. Disini saya akan coba memberikan sedikit tips berdasarkan pengalaman saya di meja kerja.
Untuk mengatasi hal semacam ini dimana kaki salah satu katoda short terhadap heater (ini menyebabkan short terhadap ground juga, karena jalur supply heater berhubungan dengan jalur ground pada FBT).
Solusinya adalah tentunya kita harus memisahkan dahulu jalur supply heater ini terhadap ground, bagaimana caranya? tentunya dengan memerikan jalur supply tersendiri untuk heater.
Lalu dari mana? tidak mungkin kita memakai trafo lagi untuk tegangan heater. Caranya yaitu dengan memanfaatkan lebih dari pada fungsi FBT, karena FBT itu adalah sebuah trafo. Untuk mendapatkan tegangan ekstra dari FBT adalah cukup dengan melilitkan beberapa gulung kawat atau kabel ke bagian Ferit dari FBT.
Hasilnya masih berupa tegangan AC ber frekuensi tinggi, pakai dioda IN4007 dan elco 100uF/50v untuk meratakanya. Pastikan juga sebelumnya bahwa tegangan yang terukur adalah sekitar 6 volt dengan menambah atau mengurangi jumlah belitan (biasanya antara 2 sampai 4 lilit).
Catatan: Bahwa rangkaian ini tidak boleh sama sekali berhubungan dengan jalur ground pada PCB TV tersebut.
Perhatikan gambar berikut :
Putuskan kedua jalur heater pada PCB RGB dan solder dua buah kabel untuk meunju ke rangkaian ini, buatlah tempat tersendiri secara rapi. Cara ini menolong saya pada kasus layar TV CRT merk SONY Trynitron, baik yang 29 inch maupun yang 20 inch.
Perhatikan gambar berikut:
Alternatif Screen Supply
Screen alternatif adalah cara untuk menggantikan fungsi dari screen FBT yang tidak normal kurang terang/bright atau tidak bisa diatur lagi karena sudah di beri lem secara permanen, ini biasanya terjadi pada merk TV POLYTRON, DIGITEC, SAMSUNG dll.
Secara default, G2 (Screen) mengambil tegangan tinggi searah yang dihasilkan dari FBT bersama dengan tegangan Fokus. Keduanya diatur secara internal oleh resistor dan potensiometer internal untuk membagi besaran tegangan yang sesuai untuk Focus dan Screen.
G2 membutuhkan besar tegangan antara 500-1000 volt DC, tergantung dari pada karaketeristik CRT sendiri. Untuk bisa menghasilkan tegangan pengganti sebesar ini, kita bisa mengambil dari titik Kolektor Transistor horisontal out,
Karena pada titik ini terdapat tegangan hasil dari osilasi antara Transistor dan lilitan FBT yang cukup besar (ada sekitar 1600 volt AC p-p). Karena besaran arus untuk G2 adalah relatif kecil (hanya dalam ukuran mA), maka aman bagi kita untuk mengambil sedikit arus dan juga tegangan dari sini.
Metode seperti ini juga memang diterapkan oleh pihak SONY yang memakai CRT Trinitron.
Pakai Dioda dengan tegangan tinggi (disarankan dioda kacang), untuk meratakan tegangan ini, resistor 100 Ohm adalah semata sebagai pembatas Juga sekring atau fuse untuk menghindari terjadinya konsleting pada rangkaian.
Resistor dan Potensiometer pembagi adalah relatif ukuranya namun harus tetap dalam batasan ukuran Mega Ohm, Anda bisa mengganti nilai disini untuk mendapatkan hasil tegangan yang diinginkan.
Dahulu cara semacam ini banyak saya terapkan pada TV POLYTRON, DIGITEC, dan beberapa monitor. Rangkaian ini sangat mudah untuk di buat dan bisa bekerja dengan baik.
CRT Restorer
Rangkaian CRT Restorer disini berfungsi untuk menghilangkan kebocoran yang terjadi antara katoda-katoda RGB terhadap Grid G1. Apabila ini terjadi maka salah satu atau lebih warna akan terlihat lebih dominan terhadap yang lainya dan warna yang lain akan terlihat sangat lemah atau redup.Bisa Anda ukur atau bandingkan tegangan atara ketiga warna primer tersebut pada posisi TV menyala, yaitu warna yang redup akan terlihat saat diukur akan lebih rendah dari warna yang lainya.
Ini di sebabkan karena adanya partikel-partikel yang sangat kecil ( microscoptical dust ) yang menghambat laju elektron dari ketiga Electron Gun CRT.
Cara kerja dari rangkaian ini adalah memberikan tegangan tinggi negatif sesaat kepada katoda RGB terhadap grid1.
Proses ini men-syarat kan kondisi CRT masih panas setelah heater diaktifkan sebelumnya sebelumnya agar loncatan elektron menjadi mudah. Konfigurasi rangkaian ini adalah memakai sakelar DPDT 4 posisi yang harus di modifikasi dahulu menjadi sakelar tekan ( tidak mengunci ) dengan maksud:
Perhatikan susunan skema berikut ini:
Pada saat sakelar tidak ditekan, dioda penyearah mengisi elco 2,2 uF/350 v, katoda dan G1 menuju ke bagian rangkaian Vu meter dan tegangan dari trafo 1 ampere langsung menuju ke heater untuk memanaskan.
Pada saat sakelar posisi ditekan, Elco akan melepas dari jalur dioda dan akan mengalirkan isinya ke kaki G1 sementara itu kaki katoda akan menuju jalur negatif 300 volt, (memberi tegangan sesaat yang tersimpan pada Elco).
Sementara pada tegangan heater dari trafo akan otomatis menjadi terputus (open). Penting juga untuk diingat bahwa selama dalam proses pengisian tegangan ke katoda, tegangan heater harus putus.
Pembuatan alat ini harus diletakkan pada box plastik agar menghindari terkena aliran listrik, pakai kaki-kaki soket soket RGB bekas untuk membuat soket "tusukan" sebanyak 4 buah, Jangan pakai kabel yang terlalu kecil, untuk membuat pegangan tusukan, pakai plastik bekas sedotan dari air minum mineral, potong sepanjang 3cm,
Masukkan kabel-kabelnya kedalam sedotan yang telah dipotong dan selanjutnya solderkan ke kaki bekas soket RGB, Kemudian dorong kembali kaki soket RGB kedalam sedotan dengan maksud sebagai isolator sekaligus pegangan.
Cara pemakaianya yaitu sebagai berikut:
- Masukkan dua buah kabel colokan heater.
- Masukkan colokan G1 ke pin G1 di CRT.
- Masukkan kaki colokan Katoda ke salah satu kaki CRT yang dicurigai sudah lemah atau rusak.
- Nyalakan alat ini dan tunggu sampai heater menyala untuk memanaskan terdahulu.
- Tekan sakelar DPDT, sekilas Anda perhatikan mungkin ada percikan api di dalam CRT, tapi itu tidak masalah, itu adalah proses pembersihan kaki-kaki katoda, lanjut ulangi terus sampai tidak ada lagi bunga api yang terlihat.
- Lakukan lagi sampai katoda warna lain yang dianggap bermasalah, dan jangan coba menekan sakelar pada katoda yang masih normal, dibolehkan saja jika di curigai kurang normal.
- Kalau masih belum juga menunjukkan kisaran meter ukur yang normal, coba naikkan lagi tegangan heater dengan sakelar pemilih (6V - 7V atau 9v) untuk lebih memanaskan heater, harus dicoba pada posisi tegangan terendah dahulu, baru kemudian naikkan teganganya. Sebagai patokan seberapa besar simpangan meter yang normal, bisa Anda coba atau bandingkan dengan CRT yang masih bagus untuk diukur tanpa melakukan pengisian. Tandai levelnya.
Apabila pada saat Anda bekerja dengan alat ini dan sudah yakin tidak berhasil?? tenang saja,,, saya curiga CRT tersebut memang sudah tidak bisa di restore.
Saran saya teruslah mencoba hal baru dan jadikan pengalaman entah itu hasilnya baik atau buruk sebagai bekal di kemudian hari.