Cara Mudah Memperbaiki atau Service Refrigerant (freon) dan Retrofit
Pada pembahasan kali ini akan dijelaskan prosedur penanganan refrigerant (freon) ketika perbaikan (service) dan retrofit. Pada bagian awal akan dijelaskan proses recovery, reclycle dan recharging yang termasuk proses penting dalam penanganan refreigeran ketika perbaikan (service) dan retrofit.
1). Pengeluaran refrigerant (freon) Secara Alami
Gambar dibawah ini menunjukkan skema dari proses pengeluaran refrigerant (freon) secara alami. Pengeluaran refrigerant (freon) dari sistem ke tabung penampung akan berlangsung akibat dari adanya perbedaan tekanan.
Semakin besar perbedaaan tekanan yang terjadi maka akan semakin cepat proses pengosongan pada sistem. Oleh karena itu untuk mempercepat proses kerja ini tabung penampung biasanya divakum terlebih dahulu sekaligus untuk mencegah kontaminasi. Kemudian menempatkan tabung penampung dalam air dingin (es) agar tekanan dalam tabung selalu lebih rendah dari tekanan sistem.
Metode ini hanya baik dipakai untuk jumlah refrigerant (freon) yang sedikit atau dipakai pada awal proses Metode Aktif. Karena hanya pada sebagian refrigerant (freon) dalam sistem yang bisa dikeluarkan.
2). Pengeluaran dengan Memakai Sistem Kompresor
Pengeluaran dengan memakai sistem kompresor secara skematik ditunjukkan pada gambar dibawah ini
Metode ini baik dipakai untuk sistem ruangan AC dan Chiller, namun sulit dilakukan untuk sistem MAC. Hal tersebut disebabkan karena pada sistem MAC tidak ada katup pengeluaran dan juga isap.
Cara pengeluaran ini juga biasa dinamakan pump down. Pada waktu pengeluaran kompresor sistem dijalankan dan pada katup pengeluaran yang berada diposisi setelah katup ekspansi (atau pipa kapiler) ditutup. Refrigerant (freon) kemudian dikeluarkan dalam bentuk cairan dari sisi keluar kondensor.
Pada sistem yang ber-kapasitas besar biasanya setelah keluar kondensor terdapat tabung penyimpan (receiver). Dengan begitu cairan refrigerant (freon) bisa langsung ditampung dan diisolasi pada tabung ini sebelum dikeluarkan.
Jika refrigerant (freon) cair yang keluar telah menipis, maka katup isap akan ditutup, dan proses pumping down selesai. Setelah proses ini. masih dibutuhkan pengeluaran oleh mesin recovery untuk mengeluarkan sebagian refrigerant (freon) yang masih tersisa di dalam sistem.
1). Mesin recovery uap langsung sederhana
Pada mesin recovery sederhana yang mengeluarkan refrigerant (freon) dalam bentuk uap ditunjukkan pada gambar dibawah.
Uap refrigerant (freon) yang telah selesai melewati filter akan diisap masuk ke kompresor dan dikondensasikan di kondensor mesin recovery. Sistem sederhana ini memiliki kelemahan yaitu tidak bisa memisahkan pelumas dari refrigerant (freon). Dengan begitu ada kemungkinan pelumas untuk memasuki kompresor, dan lama kelamaan pelumas pada kompresor akan berlebih.
2). Mesin recovery dengan pemisah pelumas
Skema mesin recovery dengan perangkat pemisah oli bisa dilihat pada gambar berikut:
Refrigerant (freon) dalam bentuk uap atau cairan masuk ke mesin recovery melewati filter drier. Untuk meyakinkan tidak ada cairan refrigerant (freon) yang masuk ke kompresor, maka pemisah pelumas dipanaskan oleh refrigerant (freon) yang keluar dari kompresor.
Uap refrigerant (freon) dan pelumas cair akan terpisah berdasarkan prinsip gravitasi. Keluar dari kompresor, refrigerant (freon) masih membawa pelumas dari kompresor. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah pemisah pelumas lagi. Pelumas yang terkumpul akan kembali ke kompresor setelah melalui alat ekspansi. Refrigerant (freon) selanjutnya akan dikondensasikan di kondensor dan kemudian masuk ke tangki penampungan.
Metode push-pull hanya akan mengeluarkan refrigerant (freon) cair dan harus diikuti oleh recovery uap langsung untuk mencapai tingkat evakuasi yang disyaratkan. Metode recovery ini di jelaskan pada gambar dibawah ini.
Pengeluaran refrigerant (freon) dengan metode push-pull bisa dilakukan dengan cara menghubungkan sambungan saluran cair dari sistem refrigerasi ke sambungan saluran cair pada tangki penampung. Saluran hisap mesin recovery kemudian dihubungkan ke sambungan saluran uap dari tangki penampung, dan selanjutnya dibuat sambungan dari saluran buang (discharge) dari mesin recovery kembali ke sistem refrigerasi.
Apabila mesin recovery distart, dan uap dikeluarkan dari tangki penampung lewat saluran uap tangki dan dikondensasikan di dalam mesin recovery. Sejumlah kecil cairan kemudian didorong kembali ke dalam sistem yang mana cairan tersebut akan menguap untuk menambah tekanan dan akan menekan lebih banyak cairan dari sistem ke dalam tangki recovery.
Kaca penglihatan (sight glass) pada saluran cair antara sistem dan juga sambungan-cair tangki recovery sangat bermanfaat untuk memonitor recovery cairan. Apabila tidak ada lagi cairan yang diambil, susunan mesin recovery akan diubah untuk proses recovery uap langsung (direct vapor recovery).
Masalah bisa saja timbul jika kompresor mesin refrigerasi yang dipakai dari jenis hermetik. Dan bisa saja terjadi kebakaran pada bagian motornya (burnout) atau pada kompresor AC mobil yang menyebabkan kemacetan kompresor akibat dari panas yang berlebihan.
Kontaminasi terhadap refrigerant (freon) dalam situasi tersebut bisa bervariasi, dari yang sedang sampai yang parah. Namun, pada burnout kontaminasi terbesar terdapat pada pelumas yang bisa menjadi sangat asam dan beracun. Oleh karena itu jika pelumas telah berubah warna menjadi coklat, kuning atau hitam, maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan atau uji keasaman.
Penanganan terbaik adalah selalu menjaga agar pelumas yang telah asam tersebut tidak dipakai kembali pada kompresor atau dipisahkan terlebih dahulu sebelum dilakukan proses recycling multi laluan. Jika terjadi burnout pakai saja sistem recovery dengan pemisah pelumas sebagai proses awal. Kemudian pada pelumas bekas harus dikosongkan dari mesin recovery. refrigerant juga harus periksa (cek/tes) tingkat keasamaannya.
Apabila pelumas bisa dipisahkan dari refrigerant (freon), sebagian besar kontaminan juga terpisahkan dari refrigerant. Dan pada umumnya, refrigerant ini bisa dikembalikan ke dalam sistem refrigerasi. Jangan memakai refrigerant jika ada keraguan/kecurigaan pada kualitas refrigerant (freon) tersebut.
Mesin recycling laluan tunggal umumnya akan memproses refrigerant (freon) hanya lewat satu filter-dryer dan proses kerja serta peralatannya sama seperti pada mesin recovery dengan pemisah pelumas yang ditunjukkan pada (gambar 6.4: Mesin Recovery dengan pemisah pelumas).
Sedangkan pada mesin multi laluan, akan mensirkulasikan refrigerant (freon) yang direcover beberapa kali dan hal ini ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Untuk kapasitas yang besar, mesin recovery dan recycling biasanya sudah dilengkapi dengan evaporator dan kondensor serta tambahan filter-drier seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Pada mesin refrigerasi domestik dan komersial biasanya hal ini dilakukan lewat saluran isap saja. Kemudian jumlah refrigerant (freon) yang diisikan harus pas atau tepat, tidak berlebihan dan tidak kurang. Ada beberapa cara untuk mengukur jumlah refrigerant (freon) yang diisikan ke dalam sebuah mesin refrigerasi, yaitu:
Pada jumlah refrigerant (freon) yang diisikan bisa diketahui dengan pasti jika pengisian dilakukan dengan mengukur jumlah refrigerant (freon) yang diisikan. Untuk melakukan hal tersebut dibutuhkan pertimbangan yang memiliki ketelitian 2 sampai dengan 5 gram dan memiliki kapasitas timbangan sampai 15 atau 20 kg.
Botol dari refrigerant (freon) pengisi di tempatkan di atas timbangan, lalu diamati pengurangan massa yang sedang terjadi. Pengurangan massa botol dari refrigerant (freon) yaitu sama dengan jumlah refrigerant (freon) yang telah masuk ke dalam sistem. Jumlah refrigerant (freon) yang dibutuhkan untuk mesin refrigerasi domestik dan komersial R-12 atau R-134a dan atau berkisar antara 100 g sampai dengan 500 g.
Pengisian disini berdasarkan jumlah refrigerant (freon), juga bisa dilakukan dengan memakai gelas pengukur yang ada pada mesin 3R. Untuk jumlah refrigerant (freon) yang ada dalam gelas ukur ini ditunjukkan dengan ketinggian muka cairan refrigerant (freon) pada tabung gelas.
Skala massa terdapat pada silinder luar yang bisa diputar. Posisi putaran dari silinder luar bergantung pada jenis refrigerant (freon) dan tekanan pada gelas ukur.
Dalam praktek terkadang ditemui cara pengisian yang tidak terlalu baik, yaitu pengisian refrigerant (freon) yang sampai pipa isap antara evaporator dan juga kompresor berembun atau bahkan terjadi bunga es. Hal tersebut tidak menunjukkan jumlah refrigerant (freon) yang masuk apakah sudah cukup atau tidak.
Untuk perbaikan (service) seperti ini maka hal penting yang perlu diingat adalah
!!! JANGAN MELEPASKAN refrigerant (freon) KE UDARA (ATMOSFER) !!!
Untuk bisa melakukan hal tersebut maka refrigerant (freon) harus dikeluarkan lewat tang penusuk yang sudah dipasang selang penghubung ke mesin 3R atau mesin recovery. Proses tersebut bisa ditunjukkan pada gambar dibawah ini:
Selanjutnya lakukan proses recovery dan juga pengosongan dengan menggunakan pompa vakum. Setelah sudah dipastikan tidak ada lagi refrigerant (freon) dalam mesin, baru lakukan tindakan perbaikan (service) yang dibutuhkan. Dan setelah proses perbaikan sudah selesai dilakukan, pasang kembali dengan proses brazing terminal pengisian (pentil) pada saluran isap agar bisa disambungkan dengan selang pengisian.
!!! JANGAN MELAKUKAN BRAZING PADA PIPA YANG MASIH MENGANDUNG refrigerant (freon), KARENA PADA refrigerant (freon) CFC AKAN TERURAI MENJADI SEBUAH GAS YANG BERBAHAYA / BERACUN !!!
Kemudian pasang kembali selang pengubung dan Gauge Manifold. Dan isi dengan gas nitrogen dan lakukan pemeriksaan kebocoran dengan menggunakan air sabun. Jika dirasa tidak ada kebocoran, dilanjut dengan melakukan pengosongan (vakum).
Selanjutnya isikan pelumas sebanyak yang berkurang pada saat recovery. Jumlah pelumas yang ditambahkan harus sedikit lebih banyak jika ada komponen utama, seperti kondensor, evaporator, atau filter-drier, yang diganti. Setelah selesai melakukan penambahan pelumas, kembali lakukan pengosongan atau (vakum). Isi dengan sedikit refrigerant (freon) lalu lakukan (cek/tes) untuk kebocoran dengan menggunakan detektor elektronik atau air sabun.
Kemudian lakukan proses pengisian seperti yang sudah dibahas pada saat proses recharging. Usahakan agar refrigerant (freon) yang ditangkap (recover) bisa dipakai kembali dan sesedikit mungkin memakai refrigerant CFC yang baru.
Setelah selesai semua dan mesin dihidupkan periksa (cek/tes) temperatur pada ruang dingin, dan arus listrik yang terdapat pada kompresor. Jika temperatur dan arus listrik dirasa sudah sesuai dengan spesifikasi, maka perbaikan (service) sudah selesai.
Pada saat proses pengeluaran refrigerant (freon) dengan tang penusuk, proses recovery, recycle dan recharging sama seperti pada penanganan/perbaikan refrigerant (freon) R-12 yang sudah dibahas sebelumnya. Walaupun begitu pada mesin 3R yang dipakai pada R-12 tidak bisa dipakai untuk R-134a.
Perhatian khusus juga harus diberikan pada penangan/perbaikan minyak pelumas untuk refrigerant (freon) HFC. Minyak pelumas untuk R-134a berbeda dengan minyak pelumas pada R-12. Minyak pelumas pada R-134a terbuat dari bahan sintetik. Dan memiliki sifat menyerap uap air yang lebih kuat dibandingan dengan minyak pelumas pada R-12 yang berasal dari minyak bumi.
Oleh karena itu jangan biarkan minyak pelumas tersebut terbuka terlalu lama di udara terbuka. Selain itu hindari juga kontak langsung dengan minyak pelumas tersebut atau menghirup langsung uapnya.
Oleh karena itu prosedur perbaikan (service) untuk R-12 yang sudah dibahas sebelumnya juga harus diterapkan untuk refrigerant (freon) hidrokarbon. Mesin 3R yang dipakai untuk R-12 bisa dipakai juga untuk refrigerant hidrokarbon.
Jika ada sesuatu hal pada saat proses recovery tidak bisa dilakukan, maka buanglah refrigerant (freon) HC pada udara terbuka, dengan sirkulasi yang baik (lingkungan terbuka) dan jauh dari sumber api, dan percikan bunga api. Minyak pelumas yang dipakai untuk refrigerant hirokarbon adalah sama dengan minyak pelumas untuk R-12.
!!! Tidak dimungkinkan untuk melakukan penggantian langsung pada refrigerant (freon) CFC-12 dengan HFC-134a tanpa melakukan penggantian suatu komponen !!!
Hal tersebut disebabkan karena:
Pengisian refrigerant (freon) R-12 (HCR-12) dilakukan dengan membalik tabung refrigerant.
Dengan begitu cairan yang akan mengalir keluar. Pada bukaan katup pengisian harus sedemikian rupa sehingga cairan akan sempat menguap di dalam selang sebelum memasuki kompresor. Hal tersebut dilakukan karena R-12 (HCR-12) merupakan refrigerant (freon) hidrokarbon campuran dan komposisi campuran yang tepat harus terdapat dalam cairannya.
Berbeda dengan R-12 (HCR-12), pada refrigerant (freon) hidrokarbon yang lain yaitu R-600a, memiliki sifat yang berbeda dengan CFC-12. Walaupun filter-drier, dan pelumas yang dipakai sama, volume perpindahan pada kompresor untuk R-600a yaitu 70 sampai dengan 80% lebih besar jika dibandingkan dengan CFC-12. Oleh karena itu R-600a bukan pengganti langsung dari CFC-12.
Walaupun pada Retrofit refrigerant (freon) hidrokarbon tidak membutuhkan penggantian komponen mekanik, tetapi dibutuhkan perhatian pada komponen listrik sebab refrigerant hidrokarbon yang lebih mudah terbakar.
Peralatan listrik yang tidak aman adalah peralatan yang bisa menimbulkan bunga api pada waktu beroperasi. Apabila peralatan tersebut dekat dengan rangkaian refrigerasi, maka bunga api yang ditimbulkan bisa menyalakan refrigerant (freon) HC yang bocor. Peralatan listrik yang perlu diperiksa (tes/cek) biasanya adalah pada relai kompresor, proteksi beban lebih (overload protector ) kompresor, sakelar lampu, sakelar on/off, sakelar pintu, dan termostat.
Peralatan-peralatan listrik tersebut harus:
Tabel di bawah ini menunjukkan macam jenis peralatan listrik dan cara mengkondisikannya agar lebih aman. Metode yang dicetak tebal adalah pilihan yang lebih direkomendasikan, dan biasanya lebih sederhana.
Pada kompresor khusus untuk hidrokarbon, oleh pembuatnya dipasarkan dengan relai yang aman (tipe PTC) dan proteksi beban lebih (overload protector ) kedap. Motor kipas angin dan kapasitor yang ada di mesin pada umumnya bukan merupakan
sumber bunga api. Kotak kedap bisa dipakai sebagai rumah relai dan atau termostat. Pada kotak ini merupakan kotak tambahan selain kotak terminal yang dipasang pada kompresor.
● Material penyekat harus melekat secara permanen pada penutupnya, sehingga tidak mudah terlepas ketika proses perbaikan (service) dan biar sesuai ketika pemasangan kembali.
● Kabel-kabel harus bisa masuk ke kotak lewat lubang masuk yang terpasang permanen pada kotak listrik. Lubang masuk harus dilengkapi dengan penyekat yang bisa dilepas seperti kantong dan dianjurkan untuk mencegah kemungkinan cara-cara pemasukan kabel yang membuat lubang masuk kabel tidak kedap.
● Untuk Alternatif lain adalah membuat kotak dan peralatan listrik yang sudah ada menjadi kedap dengan jalan menyekat atau membungkusnya dengan pasta karet silikon agar rapat.
A. Proses Recovery, Recycle dan Recharging
1. Proses Recovery Refrigerant (freon) / Retrofit
Ada dua cara (metode) recovery yaitu Metode Pasif dan Metode Aktif. Pada Metode Pasif refrigerant (freon) harus dikeluarkan dari sistem tanpa memakai peralatan pengeluaran tambahan (external equipment). Sedangkan pada Metoda Aktif memakai mesin recovery.a. Metode Recovery Pasif
Pada Metode Pasif ini terdapat dua teknik pengeluaran yang bisa dilakukan, yaitu- Pengeluaran muatan refrigerant (freon) secara alami, dan
- pemakaian kompresor sistem untuk mempercepat proses pengeluaran.
1). Pengeluaran refrigerant (freon) Secara Alami
Gambar dibawah ini menunjukkan skema dari proses pengeluaran refrigerant (freon) secara alami. Pengeluaran refrigerant (freon) dari sistem ke tabung penampung akan berlangsung akibat dari adanya perbedaan tekanan.
Semakin besar perbedaaan tekanan yang terjadi maka akan semakin cepat proses pengosongan pada sistem. Oleh karena itu untuk mempercepat proses kerja ini tabung penampung biasanya divakum terlebih dahulu sekaligus untuk mencegah kontaminasi. Kemudian menempatkan tabung penampung dalam air dingin (es) agar tekanan dalam tabung selalu lebih rendah dari tekanan sistem.
Metode ini hanya baik dipakai untuk jumlah refrigerant (freon) yang sedikit atau dipakai pada awal proses Metode Aktif. Karena hanya pada sebagian refrigerant (freon) dalam sistem yang bisa dikeluarkan.
2). Pengeluaran dengan Memakai Sistem Kompresor
Pengeluaran dengan memakai sistem kompresor secara skematik ditunjukkan pada gambar dibawah ini
Metode ini baik dipakai untuk sistem ruangan AC dan Chiller, namun sulit dilakukan untuk sistem MAC. Hal tersebut disebabkan karena pada sistem MAC tidak ada katup pengeluaran dan juga isap.
Cara pengeluaran ini juga biasa dinamakan pump down. Pada waktu pengeluaran kompresor sistem dijalankan dan pada katup pengeluaran yang berada diposisi setelah katup ekspansi (atau pipa kapiler) ditutup. Refrigerant (freon) kemudian dikeluarkan dalam bentuk cairan dari sisi keluar kondensor.
Pada sistem yang ber-kapasitas besar biasanya setelah keluar kondensor terdapat tabung penyimpan (receiver). Dengan begitu cairan refrigerant (freon) bisa langsung ditampung dan diisolasi pada tabung ini sebelum dikeluarkan.
Jika refrigerant (freon) cair yang keluar telah menipis, maka katup isap akan ditutup, dan proses pumping down selesai. Setelah proses ini. masih dibutuhkan pengeluaran oleh mesin recovery untuk mengeluarkan sebagian refrigerant (freon) yang masih tersisa di dalam sistem.
b. Metode Recovery Aktif
Metode aktif disini memakai mesin recovery. Metode aktif ini terdiri dari berbagai macam teknik recovery yaitu seperti:- Metode recovery langsung sederhana,
- Metode recovery dengan pemisahan refrigerant (freon),
- Metode push and pull .
1). Mesin recovery uap langsung sederhana
Pada mesin recovery sederhana yang mengeluarkan refrigerant (freon) dalam bentuk uap ditunjukkan pada gambar dibawah.
Uap refrigerant (freon) yang telah selesai melewati filter akan diisap masuk ke kompresor dan dikondensasikan di kondensor mesin recovery. Sistem sederhana ini memiliki kelemahan yaitu tidak bisa memisahkan pelumas dari refrigerant (freon). Dengan begitu ada kemungkinan pelumas untuk memasuki kompresor, dan lama kelamaan pelumas pada kompresor akan berlebih.
2). Mesin recovery dengan pemisah pelumas
Skema mesin recovery dengan perangkat pemisah oli bisa dilihat pada gambar berikut:
Refrigerant (freon) dalam bentuk uap atau cairan masuk ke mesin recovery melewati filter drier. Untuk meyakinkan tidak ada cairan refrigerant (freon) yang masuk ke kompresor, maka pemisah pelumas dipanaskan oleh refrigerant (freon) yang keluar dari kompresor.
Uap refrigerant (freon) dan pelumas cair akan terpisah berdasarkan prinsip gravitasi. Keluar dari kompresor, refrigerant (freon) masih membawa pelumas dari kompresor. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah pemisah pelumas lagi. Pelumas yang terkumpul akan kembali ke kompresor setelah melalui alat ekspansi. Refrigerant (freon) selanjutnya akan dikondensasikan di kondensor dan kemudian masuk ke tangki penampungan.
c) Metode Push-Pull
Laju recovery yang lebih cepat biasanya bisa didapat bila memakai metode recovery push-pull cair ( push-pull liquid recovery). Pada metode ini biasanya dipakai untuk mesin refrigerasi yang memiliki kapasitas besar (chiller) dan tidak pernah dipakai untuk MAC.Metode push-pull hanya akan mengeluarkan refrigerant (freon) cair dan harus diikuti oleh recovery uap langsung untuk mencapai tingkat evakuasi yang disyaratkan. Metode recovery ini di jelaskan pada gambar dibawah ini.
Pengeluaran refrigerant (freon) dengan metode push-pull bisa dilakukan dengan cara menghubungkan sambungan saluran cair dari sistem refrigerasi ke sambungan saluran cair pada tangki penampung. Saluran hisap mesin recovery kemudian dihubungkan ke sambungan saluran uap dari tangki penampung, dan selanjutnya dibuat sambungan dari saluran buang (discharge) dari mesin recovery kembali ke sistem refrigerasi.
Apabila mesin recovery distart, dan uap dikeluarkan dari tangki penampung lewat saluran uap tangki dan dikondensasikan di dalam mesin recovery. Sejumlah kecil cairan kemudian didorong kembali ke dalam sistem yang mana cairan tersebut akan menguap untuk menambah tekanan dan akan menekan lebih banyak cairan dari sistem ke dalam tangki recovery.
Kaca penglihatan (sight glass) pada saluran cair antara sistem dan juga sambungan-cair tangki recovery sangat bermanfaat untuk memonitor recovery cairan. Apabila tidak ada lagi cairan yang diambil, susunan mesin recovery akan diubah untuk proses recovery uap langsung (direct vapor recovery).
d) Hal-hal penting dalam proses perbaikan Recovery
Proses recovery pada dasarnya yaitu bertujuan untuk memakai kembali refrigerant (freon) yang terdapat dalam sistem. Apabila refrigerant (freon) akan dikembalikan ke dalam sistem refrigerasi, maka kondisi dari refrigerant (freon) harus sebaik/semurni mungkin.Masalah bisa saja timbul jika kompresor mesin refrigerasi yang dipakai dari jenis hermetik. Dan bisa saja terjadi kebakaran pada bagian motornya (burnout) atau pada kompresor AC mobil yang menyebabkan kemacetan kompresor akibat dari panas yang berlebihan.
Kontaminasi terhadap refrigerant (freon) dalam situasi tersebut bisa bervariasi, dari yang sedang sampai yang parah. Namun, pada burnout kontaminasi terbesar terdapat pada pelumas yang bisa menjadi sangat asam dan beracun. Oleh karena itu jika pelumas telah berubah warna menjadi coklat, kuning atau hitam, maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan atau uji keasaman.
Penanganan terbaik adalah selalu menjaga agar pelumas yang telah asam tersebut tidak dipakai kembali pada kompresor atau dipisahkan terlebih dahulu sebelum dilakukan proses recycling multi laluan. Jika terjadi burnout pakai saja sistem recovery dengan pemisah pelumas sebagai proses awal. Kemudian pada pelumas bekas harus dikosongkan dari mesin recovery. refrigerant juga harus periksa (cek/tes) tingkat keasamaannya.
Apabila pelumas bisa dipisahkan dari refrigerant (freon), sebagian besar kontaminan juga terpisahkan dari refrigerant. Dan pada umumnya, refrigerant ini bisa dikembalikan ke dalam sistem refrigerasi. Jangan memakai refrigerant jika ada keraguan/kecurigaan pada kualitas refrigerant (freon) tersebut.
2. Proses Recycling Refrigerant (freon) / Retrofit
Pada dasarnya sebuah mesin recycling sama dengan mesin recovery dengan pemisah pelumas. Ada dua macam sistem recycling. Yang pertama yaitu laluan tunggal (single pass) dan yang kedua adalah multi laluan (multiple pass).Mesin recycling laluan tunggal umumnya akan memproses refrigerant (freon) hanya lewat satu filter-dryer dan proses kerja serta peralatannya sama seperti pada mesin recovery dengan pemisah pelumas yang ditunjukkan pada (gambar 6.4: Mesin Recovery dengan pemisah pelumas).
Sedangkan pada mesin multi laluan, akan mensirkulasikan refrigerant (freon) yang direcover beberapa kali dan hal ini ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Untuk kapasitas yang besar, mesin recovery dan recycling biasanya sudah dilengkapi dengan evaporator dan kondensor serta tambahan filter-drier seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
3. Proses Recharging
Pada proses recharging atau proses pengisian dilakukan dengan cara memasukan refrigerant (freon) hasil dari recycling atau refrigerant (freon) baru lewat saluran dan katup pengisian pada Gauge Manifold.Pada mesin refrigerasi domestik dan komersial biasanya hal ini dilakukan lewat saluran isap saja. Kemudian jumlah refrigerant (freon) yang diisikan harus pas atau tepat, tidak berlebihan dan tidak kurang. Ada beberapa cara untuk mengukur jumlah refrigerant (freon) yang diisikan ke dalam sebuah mesin refrigerasi, yaitu:
- Sampai dengan mencapai tekanan isap tertentu
- Dengan cara mengukur berat refrigerant (freon) yang masuk
- Sampai keluar bunga es atau kondensasi pada pipa isap.
Pada jumlah refrigerant (freon) yang diisikan bisa diketahui dengan pasti jika pengisian dilakukan dengan mengukur jumlah refrigerant (freon) yang diisikan. Untuk melakukan hal tersebut dibutuhkan pertimbangan yang memiliki ketelitian 2 sampai dengan 5 gram dan memiliki kapasitas timbangan sampai 15 atau 20 kg.
Botol dari refrigerant (freon) pengisi di tempatkan di atas timbangan, lalu diamati pengurangan massa yang sedang terjadi. Pengurangan massa botol dari refrigerant (freon) yaitu sama dengan jumlah refrigerant (freon) yang telah masuk ke dalam sistem. Jumlah refrigerant (freon) yang dibutuhkan untuk mesin refrigerasi domestik dan komersial R-12 atau R-134a dan atau berkisar antara 100 g sampai dengan 500 g.
Skala massa terdapat pada silinder luar yang bisa diputar. Posisi putaran dari silinder luar bergantung pada jenis refrigerant (freon) dan tekanan pada gelas ukur.
Dalam praktek terkadang ditemui cara pengisian yang tidak terlalu baik, yaitu pengisian refrigerant (freon) yang sampai pipa isap antara evaporator dan juga kompresor berembun atau bahkan terjadi bunga es. Hal tersebut tidak menunjukkan jumlah refrigerant (freon) yang masuk apakah sudah cukup atau tidak.
B. Penanganan Refrigerant (freon) CFC Ketika Perbaikan (service)
Yang dimaksud dengan Perbaikan (service) disini adalah tindakan perbaikan atau penggantian pada pipa, komponen dan yang lainnya, yang membutuhkan pengeluaran refrigerant (freon).Untuk perbaikan (service) seperti ini maka hal penting yang perlu diingat adalah
!!! JANGAN MELEPASKAN refrigerant (freon) KE UDARA (ATMOSFER) !!!
Untuk bisa melakukan hal tersebut maka refrigerant (freon) harus dikeluarkan lewat tang penusuk yang sudah dipasang selang penghubung ke mesin 3R atau mesin recovery. Proses tersebut bisa ditunjukkan pada gambar dibawah ini:
Selanjutnya lakukan proses recovery dan juga pengosongan dengan menggunakan pompa vakum. Setelah sudah dipastikan tidak ada lagi refrigerant (freon) dalam mesin, baru lakukan tindakan perbaikan (service) yang dibutuhkan. Dan setelah proses perbaikan sudah selesai dilakukan, pasang kembali dengan proses brazing terminal pengisian (pentil) pada saluran isap agar bisa disambungkan dengan selang pengisian.
!!! JANGAN MELAKUKAN BRAZING PADA PIPA YANG MASIH MENGANDUNG refrigerant (freon), KARENA PADA refrigerant (freon) CFC AKAN TERURAI MENJADI SEBUAH GAS YANG BERBAHAYA / BERACUN !!!
Kemudian pasang kembali selang pengubung dan Gauge Manifold. Dan isi dengan gas nitrogen dan lakukan pemeriksaan kebocoran dengan menggunakan air sabun. Jika dirasa tidak ada kebocoran, dilanjut dengan melakukan pengosongan (vakum).
Selanjutnya isikan pelumas sebanyak yang berkurang pada saat recovery. Jumlah pelumas yang ditambahkan harus sedikit lebih banyak jika ada komponen utama, seperti kondensor, evaporator, atau filter-drier, yang diganti. Setelah selesai melakukan penambahan pelumas, kembali lakukan pengosongan atau (vakum). Isi dengan sedikit refrigerant (freon) lalu lakukan (cek/tes) untuk kebocoran dengan menggunakan detektor elektronik atau air sabun.
Kemudian lakukan proses pengisian seperti yang sudah dibahas pada saat proses recharging. Usahakan agar refrigerant (freon) yang ditangkap (recover) bisa dipakai kembali dan sesedikit mungkin memakai refrigerant CFC yang baru.
Setelah selesai semua dan mesin dihidupkan periksa (cek/tes) temperatur pada ruang dingin, dan arus listrik yang terdapat pada kompresor. Jika temperatur dan arus listrik dirasa sudah sesuai dengan spesifikasi, maka perbaikan (service) sudah selesai.
C. Penanganan Refrigerant (freon) HFC Ketika Perbaikan (service)
Walaupun refrigerant (freon) HFC (R-134a) tidak merusak ozon, namun pada refrigerant ini tetap harus dicegah terlepas ke atmosfer karena bisa menimbulkan efek pemanasan global. Selain itu HFC (R-134a) juga cukup mahal harganya, sehingga penangkapan dan penggunaanya kembali setelah melewati proses recycle akan memberikan keuntungan ekonomi.Pada saat proses pengeluaran refrigerant (freon) dengan tang penusuk, proses recovery, recycle dan recharging sama seperti pada penanganan/perbaikan refrigerant (freon) R-12 yang sudah dibahas sebelumnya. Walaupun begitu pada mesin 3R yang dipakai pada R-12 tidak bisa dipakai untuk R-134a.
Perhatian khusus juga harus diberikan pada penangan/perbaikan minyak pelumas untuk refrigerant (freon) HFC. Minyak pelumas untuk R-134a berbeda dengan minyak pelumas pada R-12. Minyak pelumas pada R-134a terbuat dari bahan sintetik. Dan memiliki sifat menyerap uap air yang lebih kuat dibandingan dengan minyak pelumas pada R-12 yang berasal dari minyak bumi.
Oleh karena itu jangan biarkan minyak pelumas tersebut terbuka terlalu lama di udara terbuka. Selain itu hindari juga kontak langsung dengan minyak pelumas tersebut atau menghirup langsung uapnya.
D. Penanganan Refrigerant (freon) Hidrolikarbon Ketika Perbaikan (service)
Pada refrigerant (freon) hidrokarbon ini tidak merusak ozon dan tidak menyebabkan efek pemanasan global seperti pada refrigerant yang lainya. Walaupun begitu, penangkapan refrigerant atau recover ketika perbaikan (service) tetap harus dilakukan karena refrigerant ini lebih mudah terbakar.Oleh karena itu prosedur perbaikan (service) untuk R-12 yang sudah dibahas sebelumnya juga harus diterapkan untuk refrigerant (freon) hidrokarbon. Mesin 3R yang dipakai untuk R-12 bisa dipakai juga untuk refrigerant hidrokarbon.
Jika ada sesuatu hal pada saat proses recovery tidak bisa dilakukan, maka buanglah refrigerant (freon) HC pada udara terbuka, dengan sirkulasi yang baik (lingkungan terbuka) dan jauh dari sumber api, dan percikan bunga api. Minyak pelumas yang dipakai untuk refrigerant hirokarbon adalah sama dengan minyak pelumas untuk R-12.
E. Retrofit Mesin CFC dengan refrigerant (freon) HFC
Yang dimaksud dengan retrofit di sini yaitu mengganti refrigerant (freon) CFC dengan refrigerant (freon) yang baru untuk melayani sistem yang sama. Secara umum bisa dikatakan bahwa:!!! Tidak dimungkinkan untuk melakukan penggantian langsung pada refrigerant (freon) CFC-12 dengan HFC-134a tanpa melakukan penggantian suatu komponen !!!
Hal tersebut disebabkan karena:
- Untuk kapasitas yang sama pada HFC-134a membutuhkan silinder kompresor yang 10% lebih besar.
- Minyak pelumas CFC-12 tidak bisa dipakai untuk HFC-134a.
- HFC-134a membutuhkan filter-drier dengan kapasitas penyerapan uap air yang lebih besar.
- Apabila pada mesin CFC-12 memakai filter-drier dengan grade XH-5, maka pada HFC-134a memakai grade XH-7 atau XH-9.
F. Retrofit Mesin CFC dengan Refrigerant (freon) Hidrokarbon
Sifat-sifat dari refrigerant (freon) hidrokarbon pengganti R-12 (HCR-12) mirip dengan CFC-12, sehingga baik pada filter-drier, kompresor, dan minyak pelumas pada CFC-12 kompatibel (sesuai) dengan R-12 (HCR-12). Dengan begitu R-12 (HCR-12) bisa dipakai langsung pada sistem CFC-12, tanpa harus merubah atau memodifikasi komponen yang sudah ada.Pengisian refrigerant (freon) R-12 (HCR-12) dilakukan dengan membalik tabung refrigerant.
Dengan begitu cairan yang akan mengalir keluar. Pada bukaan katup pengisian harus sedemikian rupa sehingga cairan akan sempat menguap di dalam selang sebelum memasuki kompresor. Hal tersebut dilakukan karena R-12 (HCR-12) merupakan refrigerant (freon) hidrokarbon campuran dan komposisi campuran yang tepat harus terdapat dalam cairannya.
Berbeda dengan R-12 (HCR-12), pada refrigerant (freon) hidrokarbon yang lain yaitu R-600a, memiliki sifat yang berbeda dengan CFC-12. Walaupun filter-drier, dan pelumas yang dipakai sama, volume perpindahan pada kompresor untuk R-600a yaitu 70 sampai dengan 80% lebih besar jika dibandingkan dengan CFC-12. Oleh karena itu R-600a bukan pengganti langsung dari CFC-12.
Walaupun pada Retrofit refrigerant (freon) hidrokarbon tidak membutuhkan penggantian komponen mekanik, tetapi dibutuhkan perhatian pada komponen listrik sebab refrigerant hidrokarbon yang lebih mudah terbakar.
Peralatan listrik yang tidak aman adalah peralatan yang bisa menimbulkan bunga api pada waktu beroperasi. Apabila peralatan tersebut dekat dengan rangkaian refrigerasi, maka bunga api yang ditimbulkan bisa menyalakan refrigerant (freon) HC yang bocor. Peralatan listrik yang perlu diperiksa (tes/cek) biasanya adalah pada relai kompresor, proteksi beban lebih (overload protector ) kompresor, sakelar lampu, sakelar on/off, sakelar pintu, dan termostat.
Peralatan-peralatan listrik tersebut harus:
- Diganti dengan yang berjenis kedap atau jenis elektronik (yang tidak mudah menimbulkan bunga api) atau
- Terbungkus pada kotak yang kedap atau
- Dipindahkan jauh dari rangkaian refrigerasi ke tempat yang lebih aman sehingga tidak terjangkau oleh refrigerant (freon) jika ada yang bocor.
Tabel di bawah ini menunjukkan macam jenis peralatan listrik dan cara mengkondisikannya agar lebih aman. Metode yang dicetak tebal adalah pilihan yang lebih direkomendasikan, dan biasanya lebih sederhana.
Tabel. Peralatan Listrik untuk Retrofit Refrigerant Hidrokarbon
Sumber Penyalaan
|
Pilihan cara untuk membuat lebih aman, pilih salah satu cara yang
dituliskan untuk setiap sumber pernyataan
|
Relai kompresor
|
Ganti dengan relai elektronika, seperti PTC atau jenis relai lainya yang
sesuai.
Apabila relai bisa dipindahkan dari kompresor, letakkan relai standar
dalam kotak yang kedap.
Apabila kompresor harus diganti, gantilah dengan kompresor khusus
untuk refrigerant HC campuran.
|
Proteksi beban lebih (overload protector) Kompresor
|
Pakailah proteksi beban lebih (overload protector) yang kedap dan
bisa dipakai untuk refrigerant HC oleh pembuat kompresor.
Apabila kompresor harus diganti, gantilah dengan kompresor khusus
untuk refrigerant HC campuran
|
Termostat (pendinginanan / pemanasan)
|
Letakkan dalam kotak yang kedap yang memiliki lubang masuk kabel yang
kedap.
Pindahkan ke tempat yang jauh dari rangkaian refrigerasi dan lebih baik
dipindahkan ke tempat yang lebih atas dari rangkaian.
|
Hubungan kabel
|
Pastikan bahwa hubungan kabel dan terminal kabel tidak longgar, pakai
jenis cincin atau jenis sekop dengan pembungkus plastik.
|
Sakelar pintu
|
Ganti dengan sakelar yang kedap yang bisa dipakai pada sistem HC.
|
Sakelar On/Off
|
Ganti dengan jenis kedap
Cabut bila tidak dibutuhkan
Pindahkan jauh dan bisa ditempat yang lebih atas dari refrigerant
|
Lampu dalam
|
Cabut bila tidak diperlukan
Sekatlah pemegang lampu bila memungkinkan (misalnya dengan memakai
ban dalam sepeda motor)
|
Starter/ballast untuk lampu
|
Cabut bila tidak benar-benar dibutuhkan
Pindahkan ke keluar kabinet, yang jauh dari rangkaian refrigerasi
|
Kotak yang dipakai harus memenuhi persyaratan berikut:
● Kotak harus bisa kedap sedemikian rupa sehingga kurang lebih kedap debu dan kedap air. Oleh spesialis Eropa, persyaratan di atas dinyatakan cukup handal untuk mengurangi kemungkinan adanya kebakaran bila ada kebocoran.● Material penyekat harus melekat secara permanen pada penutupnya, sehingga tidak mudah terlepas ketika proses perbaikan (service) dan biar sesuai ketika pemasangan kembali.
● Kabel-kabel harus bisa masuk ke kotak lewat lubang masuk yang terpasang permanen pada kotak listrik. Lubang masuk harus dilengkapi dengan penyekat yang bisa dilepas seperti kantong dan dianjurkan untuk mencegah kemungkinan cara-cara pemasukan kabel yang membuat lubang masuk kabel tidak kedap.