Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

A. Tes Nilai Komponen

Menggunakan Multimeter

Sebuah multitester atau multimeter, juga dikenal sebagai VOM (Volt-Ohm Meter), adalah suatu alat ukur elektronik yang menggabungkan beberapa fungsi pengukuran dalam satu unit.

Sebuah multimeter umumnya akan mencakup fitur dasar seperti kemampuan untuk mengukur suatu tegangan, arus, dan resistansi. Multimeter analog memakai microammeter yang pointer bergerak untuk semua pengukuran yang berbeda. Multimeter digital (DMM, DVOM) menampilkan nilai diukur dalam angka, dan juga bisa menampilkan bar panjang sebanding dengan kuantitas yang diukur.

Multimeter digital sekarang ini jauh lebih banyak dipakai dari pada multimeter analog, meski begitu multimeter analog masih lebih baik dalam beberapa kasus pengukuran, misalkan pada saat memantau rapidly-varying value.

Sebuah multimeter bisa dipakai untuk memecahkan masalah listrik diberagam perangkat industri dan rumah tangga seperti peralatan elektronik, kontrol monorik, peralatan rumah tangga, pasokan listrik, dan sistem kabel.

Sehubungan dengan tuntutan akan keakurasian nilai pengukuran dan kemudahan pemakaianya serta harganya semakin terjangkau. Digital Multimeter (DMM) menjadi lebih populer dan banyak dipakai oleh para Teknisi Elektronika.

Beberapa kemampuan pengukuran pada multimeter yang banyak terdapat dipasaran antara lain:
  • Pengukuran Tegangan (Voltage) AC dan DC satuan pengukuran Volt
  • Pengukuran Arus Listrik (Current) satuan pengukuran Ampere
  • Pengukuran Resistansi (Resistor) satuan pengukuran Ohm
  • Pengukuran Kapasitansi (Kapasitor) satuan pengukuran Farad
  • Pengukuran Frekuensi satuan pengukuran Hertz
  • Pengukuran Induktansi (Induktor) satuan pengukuran Henry
  • Pengukuran Dioda dan Transistor

Multimeter Analog

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Sebuah multimeter analog bekerja dengan gerakan meter galvanometer, atau dengan bargraph atau vacuum fluorescent display atau penunjuk simulasi seperti .

Multimeter Analog mempunyai presisi dan akurasi keterbatasan membaca yang dijelaskan sebelumnya, dan begitu juga tidak dibangun untuk memberikan akurasi yang sama sebagai instrumen digital.

Multimeter Digital

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Multimeter Digital atau bisa disebut multimeter modern adalah multimeter yang mempunyai akurasi tinggi, daya tahan dan fitur tambahan.

Dalam multimeter digital sinyal yang diuji dikonvensi menjadi tegangan dan amplifier dengan gain dikontrol secara elektronik. Juga multimeter digital menampilkan hasil ukur sebagai angka, yang juga menghilangkan kesalahan paralaks.

Cara Menggunakan Multimeter Analog

Multimeter digunakan untuk mengukur arus AC/DC

Untuk mengukur arus DC dari sebuah sumber arus DC, skala pemilih pada multimeter diputar ke posisi DC mA dengan batas ukur 500 mA. Kemudian test lead multimeter dihubungkan secara seri pada rangkaian sumber DC, perhatikan Gambar dibawah ini.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Ketelitian adalah modal utama karena bisa jadi malah merusak multimeter/multitester bila kita tidak teliti. Hal yang harus diperhatikan adalah letak dari arah sakelar putar, bila mengukur AC harus ke arah AC begitupun DC, Dan cara pengukuranya harus dari batas ukur yang lebih besar bila belum dibatas maksimal batas ukur dibawahnya, maka batas ukur boleh diturunkan ke yang lebih rendah.

Multimeter digunakan untuk mengukur tegangan AC

Untuk mengukur tegangan AC dari sebuah sumber listrik elektrik AC, sakelar pemilih multimeter diputar pada kedudukan ACV dengan batas ukur yang paling besar misalnya 10000 V. Kemudian test lead multimeter dihubungkan pada kedua kutub sumber elektrik AC tanpa memandang kutub negatif atau positif. Selanjutnya caranya sama dengan mengukur tegangan DC diatas.

Multimeter digunakan untuk mengukur tegangan DC

Untuk mengukur tegangan DC ( misal baterai atau power supply DC), sakelar pemilih multimeter ditetapkan pada kedudukan DCV dengan had ukur yang lebih besar dari voltanyang akan diukur.

Test lead merah pada kutub (+) multimeter dihubungkan kekutub positif sumber voltan DC yang akan diukur, dan test lead hitam pada kutub (-) multimeter dihubungkan ke kutub negatif (-) dari sumber tegangan yang akan diukur.

Hubungan semacam ini disebut hubungan paralel. Untuk menfhasilkan ketelitian yang paling tinggi atau akurat, usahakan jarum penunjuk meter berada pada kedudukan paling maksimum, Dengan cara memperkecil batas ukurnya secara bertahap mulai dari 1000 V ke 500 V; 250 V dan seterusnya.

Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bila jarum sudah didapatkan kedudukan maksimal jangan sampai batas ukurnya diperkecil lagi, karena bisa merusak multimeter.

Multimeter digunakan untuk mengukur Resistansi Resistor

Untuk mengukur resistansi sebuah resistor, posisi sakelar pemilih multimeter diatur pada kedudukan dengan batas ukur x1. Test lead hitam dan Test lead merah saling dihubungkan dengan tangan kiri, kemudian tangan kanan mengatur tombol pengatur kedudukan jarum pada posisi nol pada skala.

Bila jarum penunjuk meter tidak bisa diatur pada posisi nol, berarti baterainya sudah lemah dan harus ganti dengan baterai yang baru. Langkah selanjutnya kedua ujung test lead dihubungkan pada ujung-ujung resistor yang akan diukur rintanganya.

Cara membaca penunjuk jarum meter sedemikian rupa sehingga mata kita tegak lurus dengan jarum meter dan tidak terlihat garis bayangan jarum meter. Supaya ketelitian tinggi atau akurat kedudukan jarum penunjuk meter berada pada bagian tengah persis daerah resistansi.

Bila jarum penunjuk berada pada bagian kiri (mendekati maksimum), maka batas ukurnya diubah dengan memutar skala pemilih pada posisi x10. Kemudian dilakukan lagi pengaturan jarum penunjuk meter pada kedudukan nol, selanjutnya dilakukan lagi pengukuran terhadap resistor tersebut dan hasil pengukuranya adalah penunjukan jarum meter dikalikan 10.

Jika dengan batas ukur x10 jarum penunjuk meter masih berada di bagian kiri daerah resistansi. Maka batas ukurnya diubah lagi menjadi K dan dilakukan proses yang sama seperti waktu mengganti batas ukur x10 tadi. Pembacaan hasilnya pada skala K, yaitu angka penunjuk jarum meter dikalikan dengan 1K.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Adapun cara pemakaian multimeter adalah pertama-tama jarum penunjuk meter di cek apakah sudah tepat pada angka 0 pada skala DCmA, DCV atau ACV. Dan posisi jarum nol di bagian kiri (perhatikan gambar a), dan untuk skala ohm meter posisi jarum nol dibagian kanan (lihat gambar b).

Apabila belum tepat harus diatur dengan memutar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk meter ke kiri atau ke kanan dengan memakai obeng pipih (-) kecil.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Dari gambar multimeter diatas dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya sebagai berikut:
1. Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan memakai obeng pipih kecil.
2. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol. Dengan Cara : Sakelar pemilih diputar pada posisi (Ohm), test lead + (merah) dihubungkan ke test lead – (hitam), Lalu tombol setting kedudukan 0 diputar ke kiri atau ke kanan sampai menunjuk pada kedudukan 0.
3. Sakelar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukuranya. Multimeter umumnya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu :

a. Posisi (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai Ohm meter, yang terdiri dari tiga batas ukur: x1; x10; dan K.
b. Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai Voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur: 10; 50; 250; 500; dan 1000.
c. Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai Voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur: 10; 50; 250; 500; dan 1000.
d. Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur: 0.25; 25; dan 500.

Tetapi ke empat batas ukur diatas untuk tipe multimeter yang satu dengan yang lain batas ukurnya belum sama.

4. Lubang kutub + (V A Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.
5. Lubang kutub - (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub - yang berwarna hitam.
6. Sakelar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch), berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.
7. Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat komponen-komponen multimeter.
8. Jarum penunjuk meter (Knife-edge Pointer), berfungsi sebagai penunjuk besaran yang diukur.
9. Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.

Cara menggunakan Multimeter Digital

Setelah mempelajari multimeter analog maka pada bagian ini saya tidak akan menjelaskan lagi cara menggunakan multimeter digital. Karena kedua multimeter tersebut hampir sama. Perbedaan mendasar pada cara menampilkan hasil informasi. Analog memakai jarum, sedangkan digital memakai angka untuk menampilalkan informasi hasil pengukuran.

Mengukur Nilai Resistor

Dalam dunia elektronik, memahami nilai pada Resistor merupakan pelajaran dasar yang wajib dipelajari. Bukan hanya sekedar membaca, tapi kecepatan membaca juga mesti dikuasai. Ada berbagai macam metode yang bisa dilakukan. Tapi sebelumnya mari kita bahas terlebih dahulu sistem penulisan nilai Resistor.

Ada dua cara penulisan nilai resistor:
  1. Sistem kode warna.
  2. Sistem kode angka.

Sistem Kode Warna

Sistem kode warna resistor berupa pita-pita warna yang mengelilingi badan Resistor. Kode warna pada Resistor ini pertama kali dikembangkan oleh kelompok pabrik-pabrik radio Eropa dan Amerika RMA (Radio Manufacturers Association) yang berdiri pada awal tahun 1920-an.

Pada tahun 1957, kelompok ini berubah nama menjadi Electronic Industries Alliance (EIA) dan membuat kode tersebut sebagai standar EIA-RS-279.

Sistem kode warna ada 3, yaitu:
  1. Sistem kode warna 4 pita.
  2. Sistem kode warna 5 pita.
  3. Sistem kode warna 6 pita.

Sistem kode warna 4 pita

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika
  • Pita ke-1 dan pita ke-2 adalah dua angka nilai resistansi.
  • Pita ke-3 adalah Per-kalian Desimal (jumlah nol di belakang angkan ke-2)
  • Pita ke-4 Nilai Toleransi.

Tabel Kode Warna Resistor 4 Pita

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika
Contoh 1 :
Pita ke 1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Perak, Pita ke-4 = Emas, Nilainya yaitu 0.56 Ω, memiliki toleransi 5%.
Contoh 2 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Emas, Pita ke-4 =Emas. Nilainya yaitu 5.6 Ω, memiliki toleransi 5%.
Contoh 3 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Hitam, Pita ke-4 =Emas. Nilainya yaitu 56 Ω, memiliki toleransi 5%.

Sistem Kode Warna 5 Pita

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

  • Pita ke-1, Pita ke-2 dan Pita ke-3 adalah tiga angka nilai resistansi.
  • Pita ke-4 adalah Per-kalian Desimal (jumlah nol dibelakang angka ke-3).
  • Pita ke-5 Nilai Toleransi.

Tabel Kode Warna 5 Pita

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika
Contoh 1 :
Pita ke-1 Hijau, Pita ke-2 = Hitam, Pita ke-3 = Hitam, Pita ke-4 = Perak. Pita ke-5 = Coklat. Nilainya adalah 5 Ω, dengan toleransi 1%.
Contoh 2 :
Pita ke-1 Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Merah, Pita ke-4 = Emas. Pita ke-5 = Coklat. Nilainya adalah 56.2 Ω, dengan toleransi 1%.
Contoh 3 :
Pita ke-1 Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Merah, Pita ke-4 = Hitam. Pita ke-5 = Coklat. Nilainya adalah 562 Ω, dengan toleransi 1%.

Sistem Kode Angka

Sistem kode angka dipakai pada Resistor SMD (Surface-mount Device), Resistor SMD yang ukuranya sangat kecil.
Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Untuk cara membacanya perhatikan gambar dibawah ini:
Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Resistor SMD dengan toleransi standar atau toleransi yang cukup longgar ( 5% misalnya ) memakai kode angka 3 digit. Dua angka pertama ialah nilai resistansi Resistor, sedangkan angka ketiga adalah pengkali ( jumlah nol ).

Contoh :
102 = 10 x 100 Ω = 1.000 Ω (1 kilo Ω) atau 10 ditambah dua nol dibelakangnya.
222 = 22 x 100 Ω = 2.200 Ω (2.2 kilo Ω) atau 22 ditambah dua nol dibelakangnya.
103 = 10 x 1000 Ω = 10.000 Ω (10 kilo Ω) atau 10 ditambah tiga nol dibelakangnya.
223 = 22 x 1000 Ω = 22.000 Ω (22 kilo Ω) atau 22 ditambah tiga nol dibelakangnya.
Untuk Resistor SMD yang nilai hambatanya dibawah 100 Ω dirulis 820, 680, 5600 dan seterusnya.

Contoh :
100 = 10 x 1 = 10 Ω.
560 = 56 x 1 = 56 Ω.
820 = 82 x 1 = 82 Ω.

Beberapa produsen ada juga yang menulis langsung nilai resistansi Resistor SMD tanpa memakai kode, misalnya 10, 56, 82. Katanya sih, untuk mencegah kebingungan. Selanjutnya, untuk Resistor SMD dengan nilai resistansi di bawah 10 Ω, memakai R untuk menunjukkan titik desimalnya.

Contoh :
  • 1R5 = 1,5 Ω.
  • 0R5 = 0,5 Ω.
  • 0R05 = 0,05 Ω.
Resistor persisi yang memiliki nilai toleransi ketat, memakai Kode empat digit. Tiga kode pertama adalah nilai resistansi, dan kode ke-empat adalah peng-kali atau jumlah nol.

Contoh :
  • 2001 = 200 x 10 : 2000 Ω (2 Kilo Ω ).
  • 4701 = 470 x 10 : 4700 Ω (4.7 Kilo Ω ).
  • 1200 = 120 x 1 : 120 Ω.
Adapun Resistor SMD yang ditandai dengan kode 0.000 atau 0000 adalah Resistor dengan nilai resistansi 0Ω. Karena tidak mempunyai nilai resistansi, maka Resistor seperti ini sering dipakai sebagai jumper. Tujuanya agar lebih mudah dipasang pada PCB dengan memakai mesin solder SMD.

Mengukur Nilai Resistansi Dengan Multimeter

Untuk mengukur resistansi atau hambatan suatu resistor, posisi sakelar pemilih multimeter diatur pada kedudukan dengan batas ukur x1.

Test lead hitam dan Test lead merah saling dihubungkan memakai tangan kiri, lalu tangan kanan mengatur tombol pengatur kedudukan jarum pada posisi nol di skala. Apabila jarum penunjuk meter tidak bisa diatur pada posisi nol, kemungkinan baterainya sudah lemah dan harus diganti dengan baterai yang baru.

Langkah selanjutnya kedua ujung test lead dihubungkan pada ujung-ujung resistor yang akan diukur hambatan atau resistansinya. Cara membaca penunjukan jarum meter seperti itu sehingga mata kita tegak lurus tepat dengan jarum meter dan tidak terlihat garis bayangan jarum meter.

Supaya keterlitian tinggi kedudukan jarum penunjuk meter berada pada bagian tengah daerah resistansi. Bila jarum penunjuk berada pada bagian kiri (mendekati maksimum), maka batas batas ukurnya diubah dengan memutar skalar pemilih pada posisi x10.

Selanjutnya dilakukan lagi pengaturan jarum penunjuk meter pada kedudukan nol, lalu dilakukan lagi pengukuran terhadap resistor tersebut dan hasil pengukuranya adalah penunjuk jarum meter dikalikan 10.

Jika dengan batas ukut x10 jarum penunjuk meter masih berada di bagian kiri daerah resistansi, maka batas ukurnya diubah lagi menjadi K dan dilakukan proses yang sama seperti waktu mengganti batas ukur x10. Pembacaan hasilnya pada skala K, yaitu angka penunjuk jarum meter dikalikan dengan 1K.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Testing Resistor pada Mainboard

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Alat Meter membaca 218.6 ohm, pada nilai resistor ini berdasarkan warna yaitu 220 ohm pada toleransi 5% artinya ini masih tergolong baik.

Mengukur Nilai Kondensator (Kapasitor)

Kapasitor (kondensator) berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk muatan listrik. Kapasitor ini merupakan komponen elektronika pasif. Kapasitor notasinya biasa ditulis dengan huruf C.

Banyaknya muatan pada kapasitor per detik ditentukan dalam satuan Qoulomb (Q), sedangkan kemampuan Kapasitor menyimpan muatan disebut kapasitansi pada kapasitor yang satuanya adalah Farad (F).

Keterangan :
- 1 Farad = 1.000.000 µF baca (mikro Farad)
- 1 µF = 1.000 baca (nano Farad) dan
- 1 nF = 1.000 pF baca (pico Farad).

Kapasitor terdiri dari dua keping konduktor yang dipisahkan oleh bahan penyekat yang biasa disebut bahan dielektrik, fungsi dari zat dielektrik adalah untuk memperbesar kapasitansi.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Ada berbagai macam Jenis-jenis kapasitor dan diantaranya adalah : kapasitor kertas, kapasitor keramik, kapasitor kaca, kapasitor polyister, kapasitor mika, dan kapasitor elektrolit (elco).

Kapasitor juga mempunyai Tegangan kerja (working Voltage) yaitu tegangan maksimum yang diijinkan sehingga kapasitor masih bisa bekerja dengan baik.

Contoh tegangan kerja pada kapasitor, bila pada badan Elco (Capasitor Elektrolit) tertulis dibadanya 220uF/25V, berarti kapasitor ini memiliki kapasitas menyimpan muatan listrik 220uF. Sedangkan tegangan listrik maksimal yang diperbolehkan sampai 25volt, bila dialiri tegangan listrik lebih dari 25volt, maka elco ini akan rusak (meledak).

Kapasitor/Kondensator Non-Polar

Kapasitor Non polar adalah kapasitor yang elektrodanya tidak mempunyai kutup positif maupun negatif artinya bila pemasanganya terbalik maka Kapasitor ini akan tetap bekerja. Contoh Kapasitor Non-polar adalah : Kapasitor variabel (Vacro). Kertas, Mylar, Polyester, Keramik, dsb.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Pada kapasitor, angka yang tertulis dibadanya merupakan nilai kapasitansi kapasitor tersebut. Jika pada badanya tertulis satu / dua angka maka bisa kita langsung baca kapasitasnya dengan satuan pF (pico Farad).

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Contoh: Kapasitor keramik diatas tertulis dua angka 68, maka kapasitansi kapasitor tersebut adalah 68 pF.

Sedangkan bila ada 3 angka, maka angka pertama dan kedua adalah nilai nominal, sedangkan angka ketiga adalah faktor peng-kali.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Pada gambar diatas tertulis angka 104 berarti angka pertama dan kedua menunjukkan nilai yaitu 10 dan angka ketiga angka 4 yang berarti faktor peng-kali = 10.000,

Nilai kapasitor keramik tersebut adalah 10 x 10.000 = 1000.0000pF = 100 nF = 0.1 uF,

Berikut tabel peng-kali nilai kapasitor :

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Atau lebih mudahnya perhatikan gambar berikut :

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Angka pertama dan angka kedua adalah nilai nominal sedangkan angka ketiga banyaknya angka nol. Sehingga nilai kapasitor diatas adalah 10.000 pF = 10 nF = 0,01 uF. Untuk kapasitor polyester nilai kapasitansinya dapat diketahui berdasarkan warna seperti pada resistor.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Contoh : pada sebuah kapasitor pada badanya berwarna Coklat, Hitam Orange.
Maka nilai kapasitansinya (lihat tabel) kondensator tersebut adalah : 103 = 10 x 1000 = 10,000 pF = 10 nF = 0,01 uF.

Seperti komponen lainya, besar kapasitansi nominal kapasitor ada toleransinya. Nilai toleransi Kapasitor ditentukan dengan kode-kode huruf atau angka tertentu.

Dengan tabel dibawah ini pemakai bisa dengan mudah mengetahui toleransi kapasitor yang biasanya tertera menyertai nilai nominal kapasitor. Misalnya bila tertulis 104 X7R, maka kapasitansinya adalah 100nF dengan toleransi 15%. Sekaligus diketahui bahwa suhu kerja yang direkomendasikan adalah antara -55C° sampai +125C.

Tabelnya sebagai berikut :

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Dari tabel tersebut kita bisa tahu, karakteristik kapasitor selain memiliki kapasitansi juga tak kalah pentingnya yaitu suhu kerja dan tegangan kerja.

Tegangan kerja adalah teganganya maksimum yang diijinkan sehingga masih bisa bekerja dengan baik. Misalnya : kapasitor 10uF 25V, maka tegangan yang dapat diberikan tidak boleh melebihi 25 volt DC.

Sedangkan suhu kerja yaitu batasan temperatur dimana kapasitor masih dapat bekerja dengan optimal. Misalnya bila pada kapasitor tertulis X7R, maka kapsitor tersebut memiliki suhu kerja yang direkomendasikan antara -55C° sampai +125C°.

Umumnya kapasitor-kapasitor Polar bekerja pada tegangan DC dan kapasitor Non-polar bekerja pada tegangan AC. Biasanya spesifikasi karakteristik ini dicantumkan oleh pabrik pembuat.

Mengukur Kapasitor SMD

Ada beberapa cara untuk mengukur nilai kapasitor SMD. Pertama memakai alat yang dirancang khusus untuk mengukur komponen SMD seperti SMART TWEEZER. Alat ini dapat dipakai langsung untuk memeriksa dan mengukur komponen yang masih tertanam dirangkaian tanpa harus mencopotnya terlebih dahulu.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Cukup dengan menyentuhkan tiap ujung kapasitor dengan alat ini maka hasilnya akan langsung terlihat pada layar kecil.

Menurut pengalaman sendiri cara terbaik dan sangat akurat untuk memeriksa, mengukur atau mencari nilai suatu komponen elektronika, terutama kapasitor adalah dengan cara mencabutnya lebih dahulu dari papan rangkaian atau off board.

Satu lagi untuk mengukur kapasitor adalah bisa dengan kapasitan meter (capacitance meter) digital. Alat ini dipakai ketika kapasitor atau elco dalam posisi off board artinya sudah cabut dari papan rangkaian jadi alat ini tidak bisa dipakai ketika kapasitor masih tertanam dipapan rangkaian/sirkuit. Cara penggunaanya sama hubungkan pada kedua ujung-ujungnya.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Kadang kala mengukur kapasitor dengan satu alat tidaklah cukup menjamin keakuratanya kita perlu mencari perbandingan dengan alat ukur lain Untuk menyakinkan bahwa komponen tidak mengalami masalah hal seperti ini diperlukan karena untuk menyakinkan.

Jadi pada saat kita mengukur satu komponen selalu harus membandingkan dengan beberapa cara agar yakin sudah benar. Berikut cara pengukuran dengan memakai tester biasa (analog).

Kapasitor/Kondensator Bipolar

Kapasitor Polar elektrodanya memiliki dua kutub, yakni kutub positif (+) dan kutub (-). Jika kapasitor ini dipasang pada rangkaian elektronika, maka pemasanganya tidak boleh terbalik. Misalnya adalah Kapasitor elektrolit (Elco) dan kapasitor Tantalum. Nilai kapasitas maksimum dan kutub-kutubnya sudah tercantum pada body komponen tersebut.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Kapasitor/Kondensator Tantalum

Misalnya : Elektrolit Kondensator (Elco) dibadanya tertulis 10 uF / 16Vini berarti kapasitansi dari elco tersebut adalah 10 uF, sedangkan tegangan kerjanya maksimal 16 Volt. Apabila elco tersebut diberi tegangan lebih dari 16 volt elco tersebut akan rusak. Begitu juga dengan kondensator tantalum cara membacanya sama persis dengan elco.

Untuk menentukan kaki kutub (+) dan (-) dari elco maupun tantalum, kita dapat melihat tanda yang tercantum pada badan komponen tersebut. Apabila pada elco yang ditandai dengan anak panah adalah kutub negatif (-) sedang pada tantalum kutub positifnya ditandai dengan tanda (+). Tantalum banyak digunakan saat ini pada peralatan elektronika komputer (misanya motherboard).

Kapasitor elektrolit atau elco bisa diuji secara teliti dengan ESR meter hanya menempatkan tes mengarah ke lead kapasitor elektrolit dan Membandingkan bacaan (dalam ohm) ke satu di grafik nilai ESR khas untuk kapasitor elektrolit atau elco yang harus terlihat di ESR meter anda. Kebanyakan meter ESR akan mempunyai nilai grafik ESR tepat dimeteran.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Mengukur nilai SMD electrolytic kapasitor dengan ESR meter.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Pengujian Ceramic Chip Kapasitor pada Mainboard dengan pengaturan kapasitansi dari DMM

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Meter membaca dalam nF ( nano Farad) 0.052 nano farads atau 52 picofarad.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Mengukur Nilai Dioda

Dioda bisa mempunyai 4 tipe kerusakan yang berbeda.
1. Rangkaian terbuka ke kedua arah.
2. Resistansi rendah di kedua arah.
3. Dioda bocor
4. Beban merosot jatuh.

Pengujian Dioda Pada Meter Analog

Pengujian sebuah Komponen Dioda dengan Multimeter Analog bisa dilakukan pada salah satu rentang resistansi. Kisaran resistansi (resistance ranges) yang tinggi adalah yang terbaik kadang-kadang baterai tegangan tinggi mempunyai rentang ini, tetapi ini tidak mempengaruhi pengujian.

Ada dua hal yang harus anda ingat:
1. Ketika dioda diukur dalam satu arah, jarum tidak akan bergerak sama sekali. Istilah teknis untuk ini adalah dioda bias balik, ini tidak akan mengizinkan arus mengalir, jadi jarum tidak akan bergerak.

Ketika dioda diukur dalam cara lain yang terbaik, jarum akan berayun ke kanan (naik skala) sekitar 80% dari skala off. Posisi ini ini merupakan penurunan tegangan persimpangan dioda dan BUKAN nilai resistansi.

Apabila anda merubah kisaran resistansi, jarum akan bergerak ke posisi yang sedikit berbeda karena resistansi dalam meter. Istilah teknis untuk ini adalah dioda bias maju. Hal ini menunjukkan dioda tidak rusak.

Jarum akan bergerak ke posisi yang sedikit berbeda pada "dioda normal" dibandingkan dengan dioda Schottky. Hal ini disebabkan persimpangan tegangan jatuh yang berbeda. Namun kami hanya menguji dioda pada tegangan yang sangat rendah dan mungkin rusak ketika dipasang ke rangkaian karena tegangan yang lebih tinggi dan atau karena arus tinggi mengalir.

2. Lead probe pada Multimeter Analog terhubung ke probe hitam dengan sisi positif baterai dan pembacaan "dioda baik" ditampilkan dalam dua diagram berikut:

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Bias balik Dioda dalam diagram diatas dan dioda tidak konduksi.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Skema equivalen dengan gambar pertama ditunjukkan dalam gambar diatas ini.

Mengukur Dioda Schottky

Setelah anda mengetahui dioda,selanjutnya adalah menguji Dioda Schottky, alat yang dibutuhkan adalah meter analog dan atur ke kisaran ohm x10k. Pengujian ini hampir sama dengan dioda normal hanya saja anda akan mendapatkan bacaan di kedua arah.

Ini merupakan karakteristik normal dari dioda schottky. Anda akan mendapatkan pembacaan nilai kecil. Apabila anda mendapatkan dua bacaan defleksi skala penuh dioda Schottky konsleting dan perlu dirubah, bila terbaca adalah tak terbatas dikedua arah dioda Schottky terbuka dan harus diganti.

Pengujian dioda Schottky dikisaran x1 akan menjadi seperti pengujian dioda normal, juga harus dicatat bahwa tidak semua dioda Schottky akan memberikan permbacaan dikedua arah. Ketika diatur dengan skala x10k namun hanya menyadari bahwa dioda ini bisa mempunyai bacaan di kedua arah ketika mengukur dalam pengaturan x10k seperti dioda normal.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Step 1 Testing Dioda Schottky dalam skala x1 ohm.

Tes Komponen LED

Light Emitting Diode (LED) adalah komponen kecil yang dipakai dalam hampir semua perangkat elektronik. Led mempunyai 2 terminal atau kaki. Kaki yang panjang adalah terminal anoda atau positif dan kaki yang lebih pendek adalah katoda atau terminal negatif.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Mari kita perhatikan dari dekat geometri LED 5mm standar.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Satu sisi yang berbentuk bulat dan sisi lain sudah dibuat sedikit lebih tegak. Kaki di sisi lurus selalu negatif dan kaki di sisi bulat selalu positif.

Atur multimeter digital pada mode kontinuitas. Bila anda menyentuh pengujian mengarah ke satu sama lain multimeter akan memberikan suara biip terus menerus. Bip berarti multimeter bekerja sempurna.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Pada multimeter diatas, tombol dihidupkan ke mode kontinuitas yang pada 400 ohm. Pengujian LED harus dipasang ke multimeter seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas. Kemudian sambungan kabel itu silahkan perhatikan pada gambar berikut:

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Sekarang periksa kontinuitasnya;
  • Power ON
  • Setel kenop pada mode Kontinuitas.
  • LED akan bersinar itu menunjukkan bahwa dalam kondisi kerja.
  • Apabila LED tidak bersinar periksa koneksi LED rusak.

Tes Fuse atau Sekring

Dari semua komponen mungkin yang paling mudah dites apakah masih baik atau rusak adalah sekring atau Fuse. Komponen tersebut di tes dengan mode multimeter pada kontinuitas tersambung atau putus.

Matikan semua listrik ke peralatan sebelum pengujian untuk menghindari pengaruh konsleting (short) ke komponen lain dan kontiuitas. Pakai resistansi rendah kisaran "skala Ohm" atau Kontinuitas pada multimeter anda.

Semua sekring, lead dan kabel harus mempunyai, resistansi yang sangat rendah atau bahkan nol.
Ini membuktikan mereka bekerja baik.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

 Apapun bentuk Fuse-nya cara mengukur tetap sama saja.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Mengukur Transistor

Mengetahui kondisi Transistor bisa kita lakukan jika kita paham dengan karakteristik dasar dan prinsip kerja transistor sebagai sakelar. Seperti saat menentukan kaki transistor, dalam mengetahui kondisi transistor kita juga harus memahami karakteristik kaki-kaki transistor tersebut.

Karakteristik dasar yang harus diketahui dari transistor dalam menentukan kondisi transistor tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Untuk transistor NPN, kaki basis mempunyai hubungan forward dari base ke kolektor dan base ke emitor serta hubungan reverse untuk posisi sebaliknya.
2. Untuk transistor PNP, kaki base mempunyai hubungan reverse dari base ke kolektor dan dari basis ke emitor serta hubungan forward untuk posisi sebaliknya.
3. Pada transistor secara umum antara kaki kolektor dan kaki emitor mempunyai resistansi yang tak terhingga pada saat base tidak mendapat bias tegangan.
4. Kemudian pada saat base diberikan bias maka antara kolektor ke emitor akan mempunyai resistansi rendah dengan hubungan forward untuk transistor NPN dan hubungan reserve untuk transistor PNP.
5. Untuk mengetahui kondisi transistor dengan multimeter kita harus atur multimeter pada posisi Ohm meter dengan skala x10 atau x100 untuk test kaki basis kemudian untuk test hubungan kolektor emitor pada skala x10k.

Test Kondisi Transistor Untuk Transistor Standart (secara umum)

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

1. Test basis untuk transistor NPN, sambungkan kaki base dengan probe hitam dan probe merah ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi tersebut jarum multimeter harus bergerak menunjuk nilai resistansi puluhan sampai ratusan Ohm (bukan 0 Ohm).

Selanjutnya posisi sebaliknya, kaki basis dihubungkan dengan probe merah lalu probe hitam ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi ini jarum multimeter tidak bergerak atau menunjuk resistansi tak terhingga.

2. Test base untuk transistor PNP, sambungkan kaki base dengan probe merah dan probe hitam ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi tersebut jarum multimeter harus bergerak menunjuk nilai resistansi puluhan sampai ratusan Ohm (bukan 0 Ohm).

Selanjutnya posisi sebaliknya, kaki basis dihubungkan dengan probe hitam kemudian probe merah ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi ini jarum multimeter tidak bergerak atau menunjuk resistansi tak terhingga.

3. Test transistor sebagai sakelar untuk transistor NPN, sambungkan probe hitam ke kaki kolektor sambil menempelkan jari kita ke kaki kolektor Dan probe merah ke kaki emitor tanpa tersentuh jari atau badan kita sedangkan kaki base dibiarkan tidak terhubung. Pada posisi ini jarum multimeter harus diam atau menunjuk ke resistansi tak terhingga.

Selanjutnya sentuh kaki base dengan jari kita, pada posisi base tersentuh jari maka transistor mendapat bias base dengan jari kita. Pada posisi base tersentuh jari maka transistor mendapat bias base dan seharusnya jarum multimeter berayun menunjuk ke suatu nilai resistansi yang rendah.

Jika pada pengujian dengan kondisi diatas dan syarat tersebut tidak terpenuhi maka transistor bisa dikatakan pada kondisi tidak baik atau rusak.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Transistor MOSFET

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

FET bentuk fisiknya seperti transistor. Fungsinya adalah untuk menaikkan tegangan atau menurunkan tegangan.

FET mempunyai tiga kaki juga yaitu :
  • GATE (G) adalah kaki input.
  • DRAIN (D) adalah kaki output.
  • SOURCE (S) adalah kaki sumber.
Fungsinya biasanya dipakai pada rangkaian power supply jenis switching untuk menghasilkan tegangan tinggi menggerakkan trafo. Kakinya biasanya sudah pasti yaitu jika kita hadapkan FET ke arah kita maka urutan kakinya dari kiri ke kanan adalah GATE, DRAIN, SOURCE.
  • Misalnya FET penaik tegangan : K 793, K 1117, K1214, IRF 630, IRF 730, IRF 620, dll.
  • Misalnya FET penurun tegangan : IRF 9610, IRF 9630, dll (biasanya 4 angka u/
Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

FET Penaik Tegangan

Cara mengukur

Batas ukur Ohm meter x10 / x1k

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

FET Penurun Tegangan

Cara mengukur :
Batas ukur Ohm meter x10 / x1k
Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Tes Transformator (trafo)

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Ada dua cara mengukur trafo (transformator) masih baik atau tidak :
  1. Mengukur resistansi dari gulungan baik primer dan juga sekunder.
  2. Mengukur tegangan yang keluar dari gulungan sekunder apakah sudah sesuai yang tertulis (ini tidak dianjurkan untuk pemula).
Untuk kesempatan ini kita akan mengukur berdasarkan poin no.1 diatas. Caranya;
  • Putar batas ukur pada Ohm meter x1k.
  • Misal kaki primer A, B, C.
  • Misal kaki sekunder D, E, F.
Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

B. Pengukuran Tegangan Pada Komponen

Peringatan !!!

Hati-hati ketika melakukan pengukuran tegangan pada komponen elektronik. Ingat ketika melakukan pengukuran pada sisi primer dari power supply SMPS memakai ground sisi primer dan saat melakukan pengukuran pada sisi sekunder / pakai ground sekunder.

Dalam sebuah papan sirkuit ada banyak komponen elektronika terutama resistor dan anda ingin menempatkan test probe anda pada beberapa titik uji resistor misalnya.

Pertanyaanya adalah di mana anda harus menempatkan probe uji dan dimana titik uji tegangan? Hal ini cukup membingungkan karena ada begitu banyak komponen. Untuk mengatasi masalah ini anda harus terlebih dahulu memahami bagaimana peralatan yang bekerja.

Sebagai contoh bila anda berada dalam perbaikan TV, anda harus tahu bagaimana TV bekerja dan harus mengetahui bagian-bagian TV. Kita tidak bisa hanya menempatkan test probe disetiap titik uji yang kita sukai, tetapi sesuai kebutuhan perbaikan.

Pengukuran Tegangan Dioda Bride

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Pasang TV LCD dan cari pin AC dari Rectifier-Bridge ditandai dengan garis bergelombang (ini adalah simbol AC). Setting DMM atau meter analog ke pengaturan tegangan AC yang tepat (minimal pada posisi 250V). Sekarang tempatkan tes probe pada pin AC dari Rectifier-Bridge.

Tahan dengan jari-jari dalam posisi pastikan tidak terpeleset dan baca hasil pada layar baca multimeter. Anda harusnya mendapatkan pembacaan sekitar 210-240 volt AC. Bila nol volt maka cek di rangkaian sebelum jembatan-penyearah.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Bisa saja ada komponen yang rusak di rangkaian sebelumnya, sekring utama putus, kabel AC putus, stop kontak listrik tidak ada aliran listrik, atau komponen rusak pada pasif pasif PFC bila TV memakai jenis PFC, koneksi solder yang buruk di rangkaian sebelum atau pada Rectifier-Bridge dll.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Mengukur Tegangan Filter Kapasitor Utama

Setelah dikonfirmasi bahwa Rectifier-Bridge menerima masukan AC pada tegangan yang tepat sekarang kita bisa melihat tegangan DC pada pin dari filter kapasitor utama.

Pastikan TV terpasang sekarang atur meter DMM atau analog ke posisi DC pada posisi tegangan yang tepat (sebaiknya 1000 Volt biar aman) tempel probe hitam ke pin negatif dari kapasitor utama, pin probe merah pada pin positif kapasitor.

Berhati-hatilah agar pin dari kapasitor tidak konslet.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Apabila anda mendapatkan bacaan yang tepat beralihlah ke tes tegangan berikutnya. Bila anda mendapatkan tegangan nol atau sangat rendah periksa sekitarnya komponen rangkaian, mencari solderan kering jalur terputus dll.

Mengukur Tegangan Power IC

Pertama, anda harus mencari nomor bagian dari IC power, cari pin tegangan positif dahulu. Setelah anda menemukan pin tegangan positif daya IC, atur meter DMM atau analog anda ke DC pada tegangan yang tepat.

Tempatkan pin probe uji merah ke supply tegangan positif (Vcc) dan pin probe hitam ke ground (pin negatif kapasitor).

Ingat TV perlu dalam keadaan ON dan pembacaan yang sesuai dengan tegangan yang tepat untuk IC power biasanya antara 16-20V DC.

Apabila anda mendapatkan bacaan yang benar anda bisa mengasumsikan semua komponen sampai saat ini baik (penyearah jembatan, sekring, rangkain filter, start up rangkaian, dll).

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

SMD Power IC/Half Bridge Driver

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

IC Power MOSFET dan dalam paket tungal

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Testing Positif Supply Voltage Pin dari Power IC

Mengukur Tegangan Dioda Output Sekunder

Ini adalah pengukuran yang sangat sederhana. Tempatkan pin probe hitam dari DMM atau analog meter pada keluaran dioda sekunder dan pin probe merah pada sisi katoda .

Pastikan meteran diatur ke pengaturan tegangan DC yang tepat (TV LCD biasanya tegangan disini sekitar 5V, 12V, dan 24V tetapi bisa yang lebih atau berbeda. Maka anda harus mengacu pada manual tegangan DC yang sesuai dengan tegangan yang anda harapkan di dioda itu.

Untuk kebutuhan ini anda harusnya menbaca skema atau melacak kabel konektor untuk mengetahui tegangan yang diharapkan. Apabila anda mendapatkan bacaan yang baik pada semua dioda sekunder, maka anda bisa mengasumsikan bahwa semua komponen pada sisi sekunder bekerja dengan benar Dan memeriksa komponen dalam sisi primer hanya akan membuang-buang waktu anda.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Mengukur Tegangan MainBoard

Apabila semua tegangan yang telah diukur adalah baik dalam tes sebelumnya, selanjutnya anda harus memeriksa tegangan menuju MainBoard.

Bila rendah atau tidak ada, anda tahu berarti ada sesuatu di antara MainBoard dan power supply dan yang dicurigai adalah dioda sekunder, atau Mungkin filter kapasitor rusak, komponen konsleting atau mungkin juga kabel pita sudah tidak bagus atau koneksi solder yang kering dll.

Bila tegangan baik di MainBoad maka anda selanjutnya bisa memeriksa tegangan pada output dari regulator tegangan yang akan ditemukan di MainBoard yang biasanya 3.3V atau 5V. Apabila output normal maka anda dapat melanjutkan untuk menguji supply tegangan positif di masing-masing IC di MainBoard.

Anda membutuhkan skema atau service manual yang biasanya bisa ditemukan secara online, untuk mendapatkan tata letak pin dan tegangan Vcc untuk setiap IC.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Mengukur Tegangan T-con Board

T-Con IC UC2 menerima dari Papan Utama di CN1 dan CN2 Quadruple 12 Bit LVDS Sinyal yang memproses ke Sinyal TFT Drive yang melalui konektor CN4 dan CN5 kontrol Panel LCD.

IC U12 dan U13 adalah "Dynamic Ram IC yang Tinggi Storage Device Kecepatan dipakai untuk menyimpan data sampai saatnya dibenahi. 12V diberikan pada Dewan T-Con pada konektor CN1 dari Papan Utama (mudah diukur pada sekring F1).

BARU: Ini T-Con juga drive LED backlight sesuai dengan intensitas Cahaya Sumber yang dibutuhkan sesuai dengan isi permintaan Kontras Rasio video, (Dimming Lokal). Sinyal kontrol menuju Inverter dikirim keluar CN8 dan CN9.

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

 T-con Pwb (Fuse Check)

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

T-Con Pwb (Regulator & Main Fuse Check)

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

T-con (DC to DC Converter Check)

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

T-con Pwb (Crystal 'U91') Check

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

T-con (DC to DC Converter 'U7') Check

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

T-con (Cn-4 & Cn-5) Voltage Check

Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika

Setting DMM ke pengaturan tegangan yang tepat, menempatkan pin uji hitam ke ground Dan pin uji merah mengarah pada jejak sekring pico paling dekat dengan kabel yang membawa tegangan ke board, kemudian periksa dengan tes pin merah pada sekring pico lainya.

Anda harus mendapatkan tegangan sekitar 12V DC. Bila anda hanya mendapatkan satu bacaan (di sisi paling dekat dengan konektor) sekring kemungkinan besar sudah terbuka, cobalah menggantinya.

Apabila anda tidak mendapatkan bacaan di kedua titik pengukuran, telusuri dan periksa semua komponen dalam rangkaian yang memasok tegangan ke papan T-con