Tes Nilai Komponen dan Pengukuran Tegangan Elektronika
A. Tes Nilai Komponen
Menggunakan Multimeter
Sebuah multitester atau multimeter, juga dikenal sebagai VOM (Volt-Ohm Meter), adalah suatu alat ukur elektronik yang menggabungkan beberapa fungsi pengukuran dalam satu unit.Sebuah multimeter umumnya akan mencakup fitur dasar seperti kemampuan untuk mengukur suatu tegangan, arus, dan resistansi. Multimeter analog memakai microammeter yang pointer bergerak untuk semua pengukuran yang berbeda. Multimeter digital (DMM, DVOM) menampilkan nilai diukur dalam angka, dan juga bisa menampilkan bar panjang sebanding dengan kuantitas yang diukur.
Multimeter digital sekarang ini jauh lebih banyak dipakai dari pada multimeter analog, meski begitu multimeter analog masih lebih baik dalam beberapa kasus pengukuran, misalkan pada saat memantau rapidly-varying value.
Sebuah multimeter bisa dipakai untuk memecahkan masalah listrik diberagam perangkat industri dan rumah tangga seperti peralatan elektronik, kontrol monorik, peralatan rumah tangga, pasokan listrik, dan sistem kabel.
Sehubungan dengan tuntutan akan keakurasian nilai pengukuran dan kemudahan pemakaianya serta harganya semakin terjangkau. Digital Multimeter (DMM) menjadi lebih populer dan banyak dipakai oleh para Teknisi Elektronika.
Beberapa kemampuan pengukuran pada multimeter yang banyak terdapat dipasaran antara lain:
- Pengukuran Tegangan (Voltage) AC dan DC satuan pengukuran Volt
- Pengukuran Arus Listrik (Current) satuan pengukuran Ampere
- Pengukuran Resistansi (Resistor) satuan pengukuran Ohm
- Pengukuran Kapasitansi (Kapasitor) satuan pengukuran Farad
- Pengukuran Frekuensi satuan pengukuran Hertz
- Pengukuran Induktansi (Induktor) satuan pengukuran Henry
- Pengukuran Dioda dan Transistor
Multimeter Analog
Multimeter Analog mempunyai presisi dan akurasi keterbatasan membaca yang dijelaskan sebelumnya, dan begitu juga tidak dibangun untuk memberikan akurasi yang sama sebagai instrumen digital.
Multimeter Digital
Dalam multimeter digital sinyal yang diuji dikonvensi menjadi tegangan dan amplifier dengan gain dikontrol secara elektronik. Juga multimeter digital menampilkan hasil ukur sebagai angka, yang juga menghilangkan kesalahan paralaks.
Cara Menggunakan Multimeter Analog
Multimeter digunakan untuk mengukur arus AC/DC
Untuk mengukur arus DC dari sebuah sumber arus DC, skala pemilih pada multimeter diputar ke posisi DC mA dengan batas ukur 500 mA. Kemudian test lead multimeter dihubungkan secara seri pada rangkaian sumber DC, perhatikan Gambar dibawah ini.Ketelitian adalah modal utama karena bisa jadi malah merusak multimeter/multitester bila kita tidak teliti. Hal yang harus diperhatikan adalah letak dari arah sakelar putar, bila mengukur AC harus ke arah AC begitupun DC, Dan cara pengukuranya harus dari batas ukur yang lebih besar bila belum dibatas maksimal batas ukur dibawahnya, maka batas ukur boleh diturunkan ke yang lebih rendah.
Multimeter digunakan untuk mengukur tegangan AC
Untuk mengukur tegangan AC dari sebuah sumber listrik elektrik AC, sakelar pemilih multimeter diputar pada kedudukan ACV dengan batas ukur yang paling besar misalnya 10000 V. Kemudian test lead multimeter dihubungkan pada kedua kutub sumber elektrik AC tanpa memandang kutub negatif atau positif. Selanjutnya caranya sama dengan mengukur tegangan DC diatas.Multimeter digunakan untuk mengukur tegangan DC
Untuk mengukur tegangan DC ( misal baterai atau power supply DC), sakelar pemilih multimeter ditetapkan pada kedudukan DCV dengan had ukur yang lebih besar dari voltanyang akan diukur.Test lead merah pada kutub (+) multimeter dihubungkan kekutub positif sumber voltan DC yang akan diukur, dan test lead hitam pada kutub (-) multimeter dihubungkan ke kutub negatif (-) dari sumber tegangan yang akan diukur.
Hubungan semacam ini disebut hubungan paralel. Untuk menfhasilkan ketelitian yang paling tinggi atau akurat, usahakan jarum penunjuk meter berada pada kedudukan paling maksimum, Dengan cara memperkecil batas ukurnya secara bertahap mulai dari 1000 V ke 500 V; 250 V dan seterusnya.
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bila jarum sudah didapatkan kedudukan maksimal jangan sampai batas ukurnya diperkecil lagi, karena bisa merusak multimeter.
Multimeter digunakan untuk mengukur Resistansi Resistor
Untuk mengukur resistansi sebuah resistor, posisi sakelar pemilih multimeter diatur pada kedudukan dengan batas ukur x1. Test lead hitam dan Test lead merah saling dihubungkan dengan tangan kiri, kemudian tangan kanan mengatur tombol pengatur kedudukan jarum pada posisi nol pada skala.Bila jarum penunjuk meter tidak bisa diatur pada posisi nol, berarti baterainya sudah lemah dan harus ganti dengan baterai yang baru. Langkah selanjutnya kedua ujung test lead dihubungkan pada ujung-ujung resistor yang akan diukur rintanganya.
Cara membaca penunjuk jarum meter sedemikian rupa sehingga mata kita tegak lurus dengan jarum meter dan tidak terlihat garis bayangan jarum meter. Supaya ketelitian tinggi atau akurat kedudukan jarum penunjuk meter berada pada bagian tengah persis daerah resistansi.
Bila jarum penunjuk berada pada bagian kiri (mendekati maksimum), maka batas ukurnya diubah dengan memutar skala pemilih pada posisi x10. Kemudian dilakukan lagi pengaturan jarum penunjuk meter pada kedudukan nol, selanjutnya dilakukan lagi pengukuran terhadap resistor tersebut dan hasil pengukuranya adalah penunjukan jarum meter dikalikan 10.
Jika dengan batas ukur x10 jarum penunjuk meter masih berada di bagian kiri daerah resistansi. Maka batas ukurnya diubah lagi menjadi K dan dilakukan proses yang sama seperti waktu mengganti batas ukur x10 tadi. Pembacaan hasilnya pada skala K, yaitu angka penunjuk jarum meter dikalikan dengan 1K.
Adapun cara pemakaian multimeter adalah pertama-tama jarum penunjuk meter di cek apakah sudah tepat pada angka 0 pada skala DCmA, DCV atau ACV. Dan posisi jarum nol di bagian kiri (perhatikan gambar a), dan untuk skala ohm meter posisi jarum nol dibagian kanan (lihat gambar b).
Apabila belum tepat harus diatur dengan memutar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk meter ke kiri atau ke kanan dengan memakai obeng pipih (-) kecil.
Dari gambar multimeter diatas dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya sebagai berikut:
1. Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan memakai obeng pipih kecil.
2. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol. Dengan Cara : Sakelar pemilih diputar pada posisi (Ohm), test lead + (merah) dihubungkan ke test lead – (hitam), Lalu tombol setting kedudukan 0 diputar ke kiri atau ke kanan sampai menunjuk pada kedudukan 0.
3. Sakelar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukuranya. Multimeter umumnya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu :
a. Posisi (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai Ohm meter, yang terdiri dari tiga batas ukur: x1; x10; dan K.
b. Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai Voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur: 10; 50; 250; 500; dan 1000.
c. Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai Voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur: 10; 50; 250; 500; dan 1000.
d. Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur: 0.25; 25; dan 500.
Tetapi ke empat batas ukur diatas untuk tipe multimeter yang satu dengan yang lain batas ukurnya belum sama.
4. Lubang kutub + (V A Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.
5. Lubang kutub - (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub - yang berwarna hitam.
6. Sakelar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch), berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.
7. Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat komponen-komponen multimeter.
8. Jarum penunjuk meter (Knife-edge Pointer), berfungsi sebagai penunjuk besaran yang diukur.
9. Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
Cara menggunakan Multimeter Digital
Mengukur Nilai Resistor
Dalam dunia elektronik, memahami nilai pada Resistor merupakan pelajaran dasar yang wajib dipelajari. Bukan hanya sekedar membaca, tapi kecepatan membaca juga mesti dikuasai. Ada berbagai macam metode yang bisa dilakukan. Tapi sebelumnya mari kita bahas terlebih dahulu sistem penulisan nilai Resistor.Ada dua cara penulisan nilai resistor:
- Sistem kode warna.
- Sistem kode angka.
Sistem Kode Warna
Sistem kode warna resistor berupa pita-pita warna yang mengelilingi badan Resistor. Kode warna pada Resistor ini pertama kali dikembangkan oleh kelompok pabrik-pabrik radio Eropa dan Amerika RMA (Radio Manufacturers Association) yang berdiri pada awal tahun 1920-an.Pada tahun 1957, kelompok ini berubah nama menjadi Electronic Industries Alliance (EIA) dan membuat kode tersebut sebagai standar EIA-RS-279.
Sistem kode warna ada 3, yaitu:
- Sistem kode warna 4 pita.
- Sistem kode warna 5 pita.
- Sistem kode warna 6 pita.
Sistem kode warna 4 pita
- Pita ke-1 dan pita ke-2 adalah dua angka nilai resistansi.
- Pita ke-3 adalah Per-kalian Desimal (jumlah nol di belakang angkan ke-2)
- Pita ke-4 Nilai Toleransi.
Tabel Kode Warna Resistor 4 Pita
Pita ke 1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Perak, Pita ke-4 = Emas, Nilainya yaitu 0.56 Ω, memiliki toleransi 5%.
Contoh 2 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Emas, Pita ke-4 =Emas. Nilainya yaitu 5.6 Ω, memiliki toleransi 5%.
Contoh 3 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Hitam, Pita ke-4 =Emas. Nilainya yaitu 56 Ω, memiliki toleransi 5%.
Sistem Kode Warna 5 Pita
- Pita ke-1, Pita ke-2 dan Pita ke-3 adalah tiga angka nilai resistansi.
- Pita ke-4 adalah Per-kalian Desimal (jumlah nol dibelakang angka ke-3).
- Pita ke-5 Nilai Toleransi.
Tabel Kode Warna 5 Pita
Pita ke-1 Hijau, Pita ke-2 = Hitam, Pita ke-3 = Hitam, Pita ke-4 = Perak. Pita ke-5 = Coklat. Nilainya adalah 5 Ω, dengan toleransi 1%.
Contoh 2 :
Pita ke-1 Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Merah, Pita ke-4 = Emas. Pita ke-5 = Coklat. Nilainya adalah 56.2 Ω, dengan toleransi 1%.
Contoh 3 :
Pita ke-1 Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Merah, Pita ke-4 = Hitam. Pita ke-5 = Coklat. Nilainya adalah 562 Ω, dengan toleransi 1%.
Sistem Kode Angka
Sistem kode angka dipakai pada Resistor SMD (Surface-mount Device), Resistor SMD yang ukuranya sangat kecil.Untuk cara membacanya perhatikan gambar dibawah ini:
Resistor SMD dengan toleransi standar atau toleransi yang cukup longgar ( 5% misalnya ) memakai kode angka 3 digit. Dua angka pertama ialah nilai resistansi Resistor, sedangkan angka ketiga adalah pengkali ( jumlah nol ).
Contoh :
102 = 10 x 100 Ω = 1.000 Ω (1 kilo Ω) atau 10 ditambah dua nol dibelakangnya.
222 = 22 x 100 Ω = 2.200 Ω (2.2 kilo Ω) atau 22 ditambah dua nol dibelakangnya.
103 = 10 x 1000 Ω = 10.000 Ω (10 kilo Ω) atau 10 ditambah tiga nol dibelakangnya.
223 = 22 x 1000 Ω = 22.000 Ω (22 kilo Ω) atau 22 ditambah tiga nol dibelakangnya.
Untuk Resistor SMD yang nilai hambatanya dibawah 100 Ω dirulis 820, 680, 5600 dan seterusnya.
Contoh :
100 = 10 x 1 = 10 Ω.
560 = 56 x 1 = 56 Ω.
820 = 82 x 1 = 82 Ω.
Beberapa produsen ada juga yang menulis langsung nilai resistansi Resistor SMD tanpa memakai kode, misalnya 10, 56, 82. Katanya sih, untuk mencegah kebingungan. Selanjutnya, untuk Resistor SMD dengan nilai resistansi di bawah 10 Ω, memakai R untuk menunjukkan titik desimalnya.
Contoh :
- 1R5 = 1,5 Ω.
- 0R5 = 0,5 Ω.
- 0R05 = 0,05 Ω.
Contoh :
- 2001 = 200 x 10 : 2000 Ω (2 Kilo Ω ).
- 4701 = 470 x 10 : 4700 Ω (4.7 Kilo Ω ).
- 1200 = 120 x 1 : 120 Ω.
Mengukur Nilai Resistansi Dengan Multimeter
Untuk mengukur resistansi atau hambatan suatu resistor, posisi sakelar pemilih multimeter diatur pada kedudukan dengan batas ukur x1.Test lead hitam dan Test lead merah saling dihubungkan memakai tangan kiri, lalu tangan kanan mengatur tombol pengatur kedudukan jarum pada posisi nol di skala. Apabila jarum penunjuk meter tidak bisa diatur pada posisi nol, kemungkinan baterainya sudah lemah dan harus diganti dengan baterai yang baru.
Langkah selanjutnya kedua ujung test lead dihubungkan pada ujung-ujung resistor yang akan diukur hambatan atau resistansinya. Cara membaca penunjukan jarum meter seperti itu sehingga mata kita tegak lurus tepat dengan jarum meter dan tidak terlihat garis bayangan jarum meter.
Supaya keterlitian tinggi kedudukan jarum penunjuk meter berada pada bagian tengah daerah resistansi. Bila jarum penunjuk berada pada bagian kiri (mendekati maksimum), maka batas batas ukurnya diubah dengan memutar skalar pemilih pada posisi x10.
Selanjutnya dilakukan lagi pengaturan jarum penunjuk meter pada kedudukan nol, lalu dilakukan lagi pengukuran terhadap resistor tersebut dan hasil pengukuranya adalah penunjuk jarum meter dikalikan 10.
Jika dengan batas ukut x10 jarum penunjuk meter masih berada di bagian kiri daerah resistansi, maka batas ukurnya diubah lagi menjadi K dan dilakukan proses yang sama seperti waktu mengganti batas ukur x10. Pembacaan hasilnya pada skala K, yaitu angka penunjuk jarum meter dikalikan dengan 1K.
Testing Resistor pada Mainboard
Alat Meter membaca 218.6 ohm, pada nilai resistor ini berdasarkan warna yaitu 220 ohm pada toleransi 5% artinya ini masih tergolong baik.
Mengukur Nilai Kondensator (Kapasitor)
Kapasitor (kondensator) berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk muatan listrik. Kapasitor ini merupakan komponen elektronika pasif. Kapasitor notasinya biasa ditulis dengan huruf C.Banyaknya muatan pada kapasitor per detik ditentukan dalam satuan Qoulomb (Q), sedangkan kemampuan Kapasitor menyimpan muatan disebut kapasitansi pada kapasitor yang satuanya adalah Farad (F).
Keterangan :
- 1 Farad = 1.000.000 µF baca (mikro Farad)
- 1 µF = 1.000 baca (nano Farad) dan
- 1 nF = 1.000 pF baca (pico Farad).
Kapasitor terdiri dari dua keping konduktor yang dipisahkan oleh bahan penyekat yang biasa disebut bahan dielektrik, fungsi dari zat dielektrik adalah untuk memperbesar kapasitansi.
Kapasitor juga mempunyai Tegangan kerja (working Voltage) yaitu tegangan maksimum yang diijinkan sehingga kapasitor masih bisa bekerja dengan baik.
Contoh tegangan kerja pada kapasitor, bila pada badan Elco (Capasitor Elektrolit) tertulis dibadanya 220uF/25V, berarti kapasitor ini memiliki kapasitas menyimpan muatan listrik 220uF. Sedangkan tegangan listrik maksimal yang diperbolehkan sampai 25volt, bila dialiri tegangan listrik lebih dari 25volt, maka elco ini akan rusak (meledak).
Kapasitor/Kondensator Non-Polar
Kapasitor Non polar adalah kapasitor yang elektrodanya tidak mempunyai kutup positif maupun negatif artinya bila pemasanganya terbalik maka Kapasitor ini akan tetap bekerja. Contoh Kapasitor Non-polar adalah : Kapasitor variabel (Vacro). Kertas, Mylar, Polyester, Keramik, dsb.Sedangkan bila ada 3 angka, maka angka pertama dan kedua adalah nilai nominal, sedangkan angka ketiga adalah faktor peng-kali.
Nilai kapasitor keramik tersebut adalah 10 x 10.000 = 1000.0000pF = 100 nF = 0.1 uF,
Berikut tabel peng-kali nilai kapasitor :
Atau lebih mudahnya perhatikan gambar berikut :
Angka pertama dan angka kedua adalah nilai nominal sedangkan angka ketiga banyaknya angka nol. Sehingga nilai kapasitor diatas adalah 10.000 pF = 10 nF = 0,01 uF. Untuk kapasitor polyester nilai kapasitansinya dapat diketahui berdasarkan warna seperti pada resistor.
Maka nilai kapasitansinya (lihat tabel) kondensator tersebut adalah : 103 = 10 x 1000 = 10,000 pF = 10 nF = 0,01 uF.
Seperti komponen lainya, besar kapasitansi nominal kapasitor ada toleransinya. Nilai toleransi Kapasitor ditentukan dengan kode-kode huruf atau angka tertentu.
Dengan tabel dibawah ini pemakai bisa dengan mudah mengetahui toleransi kapasitor yang biasanya tertera menyertai nilai nominal kapasitor. Misalnya bila tertulis 104 X7R, maka kapasitansinya adalah 100nF dengan toleransi 15%. Sekaligus diketahui bahwa suhu kerja yang direkomendasikan adalah antara -55C° sampai +125C.
Tabelnya sebagai berikut :
Dari tabel tersebut kita bisa tahu, karakteristik kapasitor selain memiliki kapasitansi juga tak kalah pentingnya yaitu suhu kerja dan tegangan kerja.
Tegangan kerja adalah teganganya maksimum yang diijinkan sehingga masih bisa bekerja dengan baik. Misalnya : kapasitor 10uF 25V, maka tegangan yang dapat diberikan tidak boleh melebihi 25 volt DC.
Sedangkan suhu kerja yaitu batasan temperatur dimana kapasitor masih dapat bekerja dengan optimal. Misalnya bila pada kapasitor tertulis X7R, maka kapsitor tersebut memiliki suhu kerja yang direkomendasikan antara -55C° sampai +125C°.
Umumnya kapasitor-kapasitor Polar bekerja pada tegangan DC dan kapasitor Non-polar bekerja pada tegangan AC. Biasanya spesifikasi karakteristik ini dicantumkan oleh pabrik pembuat.
Mengukur Kapasitor SMD
Ada beberapa cara untuk mengukur nilai kapasitor SMD. Pertama memakai alat yang dirancang khusus untuk mengukur komponen SMD seperti SMART TWEEZER. Alat ini dapat dipakai langsung untuk memeriksa dan mengukur komponen yang masih tertanam dirangkaian tanpa harus mencopotnya terlebih dahulu.Cukup dengan menyentuhkan tiap ujung kapasitor dengan alat ini maka hasilnya akan langsung terlihat pada layar kecil.
Menurut pengalaman sendiri cara terbaik dan sangat akurat untuk memeriksa, mengukur atau mencari nilai suatu komponen elektronika, terutama kapasitor adalah dengan cara mencabutnya lebih dahulu dari papan rangkaian atau off board.
Satu lagi untuk mengukur kapasitor adalah bisa dengan kapasitan meter (capacitance meter) digital. Alat ini dipakai ketika kapasitor atau elco dalam posisi off board artinya sudah cabut dari papan rangkaian jadi alat ini tidak bisa dipakai ketika kapasitor masih tertanam dipapan rangkaian/sirkuit. Cara penggunaanya sama hubungkan pada kedua ujung-ujungnya.
Jadi pada saat kita mengukur satu komponen selalu harus membandingkan dengan beberapa cara agar yakin sudah benar. Berikut cara pengukuran dengan memakai tester biasa (analog).
Kapasitor/Kondensator Bipolar
Kapasitor Polar elektrodanya memiliki dua kutub, yakni kutub positif (+) dan kutub (-). Jika kapasitor ini dipasang pada rangkaian elektronika, maka pemasanganya tidak boleh terbalik. Misalnya adalah Kapasitor elektrolit (Elco) dan kapasitor Tantalum. Nilai kapasitas maksimum dan kutub-kutubnya sudah tercantum pada body komponen tersebut.Kapasitor/Kondensator Tantalum
Misalnya : Elektrolit Kondensator (Elco) dibadanya tertulis 10 uF / 16Vini berarti kapasitansi dari elco tersebut adalah 10 uF, sedangkan tegangan kerjanya maksimal 16 Volt. Apabila elco tersebut diberi tegangan lebih dari 16 volt elco tersebut akan rusak. Begitu juga dengan kondensator tantalum cara membacanya sama persis dengan elco.Untuk menentukan kaki kutub (+) dan (-) dari elco maupun tantalum, kita dapat melihat tanda yang tercantum pada badan komponen tersebut. Apabila pada elco yang ditandai dengan anak panah adalah kutub negatif (-) sedang pada tantalum kutub positifnya ditandai dengan tanda (+). Tantalum banyak digunakan saat ini pada peralatan elektronika komputer (misanya motherboard).
Kapasitor elektrolit atau elco bisa diuji secara teliti dengan ESR meter hanya menempatkan tes mengarah ke lead kapasitor elektrolit dan Membandingkan bacaan (dalam ohm) ke satu di grafik nilai ESR khas untuk kapasitor elektrolit atau elco yang harus terlihat di ESR meter anda. Kebanyakan meter ESR akan mempunyai nilai grafik ESR tepat dimeteran.
Mengukur nilai SMD electrolytic kapasitor dengan ESR meter.
Pengujian Ceramic Chip Kapasitor pada Mainboard dengan pengaturan kapasitansi dari DMM
Mengukur Nilai Dioda
Dioda bisa mempunyai 4 tipe kerusakan yang berbeda.1. Rangkaian terbuka ke kedua arah.
2. Resistansi rendah di kedua arah.
3. Dioda bocor
4. Beban merosot jatuh.
Pengujian Dioda Pada Meter Analog
Pengujian sebuah Komponen Dioda dengan Multimeter Analog bisa dilakukan pada salah satu rentang resistansi. Kisaran resistansi (resistance ranges) yang tinggi adalah yang terbaik kadang-kadang baterai tegangan tinggi mempunyai rentang ini, tetapi ini tidak mempengaruhi pengujian.Ada dua hal yang harus anda ingat:
1. Ketika dioda diukur dalam satu arah, jarum tidak akan bergerak sama sekali. Istilah teknis untuk ini adalah dioda bias balik, ini tidak akan mengizinkan arus mengalir, jadi jarum tidak akan bergerak.
Ketika dioda diukur dalam cara lain yang terbaik, jarum akan berayun ke kanan (naik skala) sekitar 80% dari skala off. Posisi ini ini merupakan penurunan tegangan persimpangan dioda dan BUKAN nilai resistansi.
Apabila anda merubah kisaran resistansi, jarum akan bergerak ke posisi yang sedikit berbeda karena resistansi dalam meter. Istilah teknis untuk ini adalah dioda bias maju. Hal ini menunjukkan dioda tidak rusak.
Jarum akan bergerak ke posisi yang sedikit berbeda pada "dioda normal" dibandingkan dengan dioda Schottky. Hal ini disebabkan persimpangan tegangan jatuh yang berbeda. Namun kami hanya menguji dioda pada tegangan yang sangat rendah dan mungkin rusak ketika dipasang ke rangkaian karena tegangan yang lebih tinggi dan atau karena arus tinggi mengalir.
2. Lead probe pada Multimeter Analog terhubung ke probe hitam dengan sisi positif baterai dan pembacaan "dioda baik" ditampilkan dalam dua diagram berikut:
Skema equivalen dengan gambar pertama ditunjukkan dalam gambar diatas ini.
Mengukur Dioda Schottky
Setelah anda mengetahui dioda,selanjutnya adalah menguji Dioda Schottky, alat yang dibutuhkan adalah meter analog dan atur ke kisaran ohm x10k. Pengujian ini hampir sama dengan dioda normal hanya saja anda akan mendapatkan bacaan di kedua arah.Ini merupakan karakteristik normal dari dioda schottky. Anda akan mendapatkan pembacaan nilai kecil. Apabila anda mendapatkan dua bacaan defleksi skala penuh dioda Schottky konsleting dan perlu dirubah, bila terbaca adalah tak terbatas dikedua arah dioda Schottky terbuka dan harus diganti.
Pengujian dioda Schottky dikisaran x1 akan menjadi seperti pengujian dioda normal, juga harus dicatat bahwa tidak semua dioda Schottky akan memberikan permbacaan dikedua arah. Ketika diatur dengan skala x10k namun hanya menyadari bahwa dioda ini bisa mempunyai bacaan di kedua arah ketika mengukur dalam pengaturan x10k seperti dioda normal.
Step 1 Testing Dioda Schottky dalam skala x1 ohm.
Tes Komponen LED
Light Emitting Diode (LED) adalah komponen kecil yang dipakai dalam hampir semua perangkat elektronik. Led mempunyai 2 terminal atau kaki. Kaki yang panjang adalah terminal anoda atau positif dan kaki yang lebih pendek adalah katoda atau terminal negatif.Mari kita perhatikan dari dekat geometri LED 5mm standar.
Satu sisi yang berbentuk bulat dan sisi lain sudah dibuat sedikit lebih tegak. Kaki di sisi lurus selalu negatif dan kaki di sisi bulat selalu positif.
Atur multimeter digital pada mode kontinuitas. Bila anda menyentuh pengujian mengarah ke satu sama lain multimeter akan memberikan suara biip terus menerus. Bip berarti multimeter bekerja sempurna.
Pada multimeter diatas, tombol dihidupkan ke mode kontinuitas yang pada 400 ohm. Pengujian LED harus dipasang ke multimeter seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas. Kemudian sambungan kabel itu silahkan perhatikan pada gambar berikut:
- Power ON
- Setel kenop pada mode Kontinuitas.
- LED akan bersinar itu menunjukkan bahwa dalam kondisi kerja.
- Apabila LED tidak bersinar periksa koneksi LED rusak.
Tes Fuse atau Sekring
Dari semua komponen mungkin yang paling mudah dites apakah masih baik atau rusak adalah sekring atau Fuse. Komponen tersebut di tes dengan mode multimeter pada kontinuitas tersambung atau putus.Matikan semua listrik ke peralatan sebelum pengujian untuk menghindari pengaruh konsleting (short) ke komponen lain dan kontiuitas. Pakai resistansi rendah kisaran "skala Ohm" atau Kontinuitas pada multimeter anda.
Semua sekring, lead dan kabel harus mempunyai, resistansi yang sangat rendah atau bahkan nol.
Ini membuktikan mereka bekerja baik.
Apapun bentuk Fuse-nya cara mengukur tetap sama saja.
Mengukur Transistor
Mengetahui kondisi Transistor bisa kita lakukan jika kita paham dengan karakteristik dasar dan prinsip kerja transistor sebagai sakelar. Seperti saat menentukan kaki transistor, dalam mengetahui kondisi transistor kita juga harus memahami karakteristik kaki-kaki transistor tersebut.Karakteristik dasar yang harus diketahui dari transistor dalam menentukan kondisi transistor tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Untuk transistor NPN, kaki basis mempunyai hubungan forward dari base ke kolektor dan base ke emitor serta hubungan reverse untuk posisi sebaliknya.
2. Untuk transistor PNP, kaki base mempunyai hubungan reverse dari base ke kolektor dan dari basis ke emitor serta hubungan forward untuk posisi sebaliknya.
3. Pada transistor secara umum antara kaki kolektor dan kaki emitor mempunyai resistansi yang tak terhingga pada saat base tidak mendapat bias tegangan.
4. Kemudian pada saat base diberikan bias maka antara kolektor ke emitor akan mempunyai resistansi rendah dengan hubungan forward untuk transistor NPN dan hubungan reserve untuk transistor PNP.
5. Untuk mengetahui kondisi transistor dengan multimeter kita harus atur multimeter pada posisi Ohm meter dengan skala x10 atau x100 untuk test kaki basis kemudian untuk test hubungan kolektor emitor pada skala x10k.
Test Kondisi Transistor Untuk Transistor Standart (secara umum)
1. Test basis untuk transistor NPN, sambungkan kaki base dengan probe hitam dan probe merah ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi tersebut jarum multimeter harus bergerak menunjuk nilai resistansi puluhan sampai ratusan Ohm (bukan 0 Ohm).
Selanjutnya posisi sebaliknya, kaki basis dihubungkan dengan probe merah lalu probe hitam ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi ini jarum multimeter tidak bergerak atau menunjuk resistansi tak terhingga.
2. Test base untuk transistor PNP, sambungkan kaki base dengan probe merah dan probe hitam ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi tersebut jarum multimeter harus bergerak menunjuk nilai resistansi puluhan sampai ratusan Ohm (bukan 0 Ohm).
Selanjutnya posisi sebaliknya, kaki basis dihubungkan dengan probe hitam kemudian probe merah ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi ini jarum multimeter tidak bergerak atau menunjuk resistansi tak terhingga.
3. Test transistor sebagai sakelar untuk transistor NPN, sambungkan probe hitam ke kaki kolektor sambil menempelkan jari kita ke kaki kolektor Dan probe merah ke kaki emitor tanpa tersentuh jari atau badan kita sedangkan kaki base dibiarkan tidak terhubung. Pada posisi ini jarum multimeter harus diam atau menunjuk ke resistansi tak terhingga.
Selanjutnya sentuh kaki base dengan jari kita, pada posisi base tersentuh jari maka transistor mendapat bias base dengan jari kita. Pada posisi base tersentuh jari maka transistor mendapat bias base dan seharusnya jarum multimeter berayun menunjuk ke suatu nilai resistansi yang rendah.
Jika pada pengujian dengan kondisi diatas dan syarat tersebut tidak terpenuhi maka transistor bisa dikatakan pada kondisi tidak baik atau rusak.
Transistor MOSFET
FET mempunyai tiga kaki juga yaitu :
- GATE (G) adalah kaki input.
- DRAIN (D) adalah kaki output.
- SOURCE (S) adalah kaki sumber.
- Misalnya FET penaik tegangan : K 793, K 1117, K1214, IRF 630, IRF 730, IRF 620, dll.
- Misalnya FET penurun tegangan : IRF 9610, IRF 9630, dll (biasanya 4 angka u/
FET Penaik Tegangan
Cara mengukurBatas ukur Ohm meter x10 / x1k
FET Penurun Tegangan
Cara mengukur :Batas ukur Ohm meter x10 / x1k
Tes Transformator (trafo)
- Mengukur resistansi dari gulungan baik primer dan juga sekunder.
- Mengukur tegangan yang keluar dari gulungan sekunder apakah sudah sesuai yang tertulis (ini tidak dianjurkan untuk pemula).
- Putar batas ukur pada Ohm meter x1k.
- Misal kaki primer A, B, C.
- Misal kaki sekunder D, E, F.
B. Pengukuran Tegangan Pada Komponen
Peringatan !!!
Hati-hati ketika melakukan pengukuran tegangan pada komponen elektronik. Ingat ketika melakukan pengukuran pada sisi primer dari power supply SMPS memakai ground sisi primer dan saat melakukan pengukuran pada sisi sekunder / pakai ground sekunder.Dalam sebuah papan sirkuit ada banyak komponen elektronika terutama resistor dan anda ingin menempatkan test probe anda pada beberapa titik uji resistor misalnya.
Pertanyaanya adalah di mana anda harus menempatkan probe uji dan dimana titik uji tegangan? Hal ini cukup membingungkan karena ada begitu banyak komponen. Untuk mengatasi masalah ini anda harus terlebih dahulu memahami bagaimana peralatan yang bekerja.
Sebagai contoh bila anda berada dalam perbaikan TV, anda harus tahu bagaimana TV bekerja dan harus mengetahui bagian-bagian TV. Kita tidak bisa hanya menempatkan test probe disetiap titik uji yang kita sukai, tetapi sesuai kebutuhan perbaikan.
Pengukuran Tegangan Dioda Bride
Tahan dengan jari-jari dalam posisi pastikan tidak terpeleset dan baca hasil pada layar baca multimeter. Anda harusnya mendapatkan pembacaan sekitar 210-240 volt AC. Bila nol volt maka cek di rangkaian sebelum jembatan-penyearah.
Bisa saja ada komponen yang rusak di rangkaian sebelumnya, sekring utama putus, kabel AC putus, stop kontak listrik tidak ada aliran listrik, atau komponen rusak pada pasif pasif PFC bila TV memakai jenis PFC, koneksi solder yang buruk di rangkaian sebelum atau pada Rectifier-Bridge dll.
Mengukur Tegangan Filter Kapasitor Utama
Setelah dikonfirmasi bahwa Rectifier-Bridge menerima masukan AC pada tegangan yang tepat sekarang kita bisa melihat tegangan DC pada pin dari filter kapasitor utama.Pastikan TV terpasang sekarang atur meter DMM atau analog ke posisi DC pada posisi tegangan yang tepat (sebaiknya 1000 Volt biar aman) tempel probe hitam ke pin negatif dari kapasitor utama, pin probe merah pada pin positif kapasitor.
Berhati-hatilah agar pin dari kapasitor tidak konslet.
Apabila anda mendapatkan bacaan yang tepat beralihlah ke tes tegangan berikutnya. Bila anda mendapatkan tegangan nol atau sangat rendah periksa sekitarnya komponen rangkaian, mencari solderan kering jalur terputus dll.
Mengukur Tegangan Power IC
Pertama, anda harus mencari nomor bagian dari IC power, cari pin tegangan positif dahulu. Setelah anda menemukan pin tegangan positif daya IC, atur meter DMM atau analog anda ke DC pada tegangan yang tepat.Tempatkan pin probe uji merah ke supply tegangan positif (Vcc) dan pin probe hitam ke ground (pin negatif kapasitor).
Ingat TV perlu dalam keadaan ON dan pembacaan yang sesuai dengan tegangan yang tepat untuk IC power biasanya antara 16-20V DC.
Apabila anda mendapatkan bacaan yang benar anda bisa mengasumsikan semua komponen sampai saat ini baik (penyearah jembatan, sekring, rangkain filter, start up rangkaian, dll).
SMD Power IC/Half Bridge Driver
IC Power MOSFET dan dalam paket tungal
Mengukur Tegangan Dioda Output Sekunder
Ini adalah pengukuran yang sangat sederhana. Tempatkan pin probe hitam dari DMM atau analog meter pada keluaran dioda sekunder dan pin probe merah pada sisi katoda .Pastikan meteran diatur ke pengaturan tegangan DC yang tepat (TV LCD biasanya tegangan disini sekitar 5V, 12V, dan 24V tetapi bisa yang lebih atau berbeda. Maka anda harus mengacu pada manual tegangan DC yang sesuai dengan tegangan yang anda harapkan di dioda itu.
Untuk kebutuhan ini anda harusnya menbaca skema atau melacak kabel konektor untuk mengetahui tegangan yang diharapkan. Apabila anda mendapatkan bacaan yang baik pada semua dioda sekunder, maka anda bisa mengasumsikan bahwa semua komponen pada sisi sekunder bekerja dengan benar Dan memeriksa komponen dalam sisi primer hanya akan membuang-buang waktu anda.
Mengukur Tegangan MainBoard
Apabila semua tegangan yang telah diukur adalah baik dalam tes sebelumnya, selanjutnya anda harus memeriksa tegangan menuju MainBoard.Bila rendah atau tidak ada, anda tahu berarti ada sesuatu di antara MainBoard dan power supply dan yang dicurigai adalah dioda sekunder, atau Mungkin filter kapasitor rusak, komponen konsleting atau mungkin juga kabel pita sudah tidak bagus atau koneksi solder yang kering dll.
Bila tegangan baik di MainBoad maka anda selanjutnya bisa memeriksa tegangan pada output dari regulator tegangan yang akan ditemukan di MainBoard yang biasanya 3.3V atau 5V. Apabila output normal maka anda dapat melanjutkan untuk menguji supply tegangan positif di masing-masing IC di MainBoard.
Anda membutuhkan skema atau service manual yang biasanya bisa ditemukan secara online, untuk mendapatkan tata letak pin dan tegangan Vcc untuk setiap IC.
Mengukur Tegangan T-con Board
T-Con IC UC2 menerima dari Papan Utama di CN1 dan CN2 Quadruple 12 Bit LVDS Sinyal yang memproses ke Sinyal TFT Drive yang melalui konektor CN4 dan CN5 kontrol Panel LCD.IC U12 dan U13 adalah "Dynamic Ram IC yang Tinggi Storage Device Kecepatan dipakai untuk menyimpan data sampai saatnya dibenahi. 12V diberikan pada Dewan T-Con pada konektor CN1 dari Papan Utama (mudah diukur pada sekring F1).
BARU: Ini T-Con juga drive LED backlight sesuai dengan intensitas Cahaya Sumber yang dibutuhkan sesuai dengan isi permintaan Kontras Rasio video, (Dimming Lokal). Sinyal kontrol menuju Inverter dikirim keluar CN8 dan CN9.
T-con Pwb (Fuse Check)
T-Con Pwb (Regulator & Main Fuse Check)
T-con (DC to DC Converter Check)
T-con Pwb (Crystal 'U91') Check
T-con (DC to DC Converter 'U7') Check
T-con (Cn-4 & Cn-5) Voltage Check
Setting DMM ke pengaturan tegangan yang tepat, menempatkan pin uji hitam ke ground Dan pin uji merah mengarah pada jejak sekring pico paling dekat dengan kabel yang membawa tegangan ke board, kemudian periksa dengan tes pin merah pada sekring pico lainya.
Anda harus mendapatkan tegangan sekitar 12V DC. Bila anda hanya mendapatkan satu bacaan (di sisi paling dekat dengan konektor) sekring kemungkinan besar sudah terbuka, cobalah menggantinya.
Apabila anda tidak mendapatkan bacaan di kedua titik pengukuran, telusuri dan periksa semua komponen dalam rangkaian yang memasok tegangan ke papan T-con