Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bagian-bagian Komponen Televisi

A.B.L

ABL (Automatic Brightness Level) adalah rangkaian yang biasa digunakan untuk mengontrol brightness (Cahaya) secara otomatis.

Ciri-ciri rangkaian ABL; dari salah satu jalur kaki flyback langsung diberi Kapasitor milar ke Ground dan ada Resistor 2-3 buah yang terhubung seri nilainya antara 68K – 150K dari B+ 110V.

Audio Output

Audio output adalah bagian penguat suara. Fungsingya menguatkan suara/mengeraskan suara. Audio output ini biasanya memakai komponen IC, ada stereo ada mono.

Chroma/Matrix (Pembangkit Warna)

Chroma atau biasa disebut Matrix adalah rangkaian untuk pembangkit warna. Rangkaian RGB adalah bagian dari chroma. Chroma dibuat dalam bentuk IC.

Pada TV model lama bagian chroma, Osilator, IF dan IC sendiri-sendiri atau terpisah, sedangkan TV model baru saat ini sudah menjadi satu dalam IC.

Chroma berfungsi membangkitkan warna yang diproses di dalam IC. Lalu RGB out adalah hasil dari chroma yang diberikan kebagian penguat akhir (Blok RGB).

Tegangan RGB out dari IC ini yaitu 4 Volt DC. Jika output Iranian language IC ini tidak enzyme maka warna tidak muncul bahkan layar bisa gelap.

Defleksi (Yoke)

Defleksi atau Yoke adalah kumparan kawat tembaga yang berfungsi untuk membuka layar secara Horizontal maupun Vertikal. Jadi defleksi terdiri dari 2 macam kumparanya itu Horizontal dan Vertikal. Kawat Horizontal ada didalam, dan Kawat Vertikal ada diluar. Kawat Horizontal sering terbakar dan bisa menyebabkan transistor Horizontal mati.

Yoke yang terbakar mengakibatkan lebar gambar kanan dan kiri berkurang. Jika Yoke terbakar segera ganti baru saja karena sudah tidak bisa dipakai lagi, bila dipaksa dipakai maka akan merusak rangkaian Horizontal terutama dibagian output.

Apabila anda mau mengganti defleksi/yoke maka yang pertama diperhatikan adalah resistansi kawat horizontal yaitu 1–2ohm. Karena kalau resistansi horizontal ini lebih besar selisihnya maka lebar gambar kiri dan kanan akan berkurang banyak dan ini sulit untuk diakali.

Resistansi kawat vertikal yaitu antara 16-20ohm. Untuk kawat vertikal ini kalau bisa jangan selisih banyak. Kalau terpaksa tidak ada yang mendekati dengan resistansi aslinya tidak masalah karena vertikal masih bisa diakali. Tetapi lebih baik usahakan resistansinya yang mendekati aslinya agar tidak kesulitan setting layar.

Mengatur pin horizontal dan pin vertikal yaitu pin vertikal didepan dan pin horizontal dibelakang dengan gulungan kawatnya lebih banyak.

Degausing

Degausing adalah belitan kawat tembaga yang dibuat secara rapi dan dibungkus isolasi hitam yang melingkari tabung dan berfungsi untuk mengendalikan/melindungi tabung agar tidak mudah terkena magnet. Belitan degausing ini ukuran standarnya yaitu 15 ohm – 20 ohm. Kalau dibawah 15 ohm berarti akan short/konslet.

Driver Horizontal

Driver horizontal adalah penguat osilator horizontal. Driver horizontal terdiri dari dua komponen saja yaitu transistor dan trafo IT. Transistor yang digunakan untuk driver horizontal adalah jenis Transistor NPN dengan kode C atau D. Tegangan Base transistor ini asalnya dari IC osilator yang tertulis H-OUT sebesar 2V.

Tegangan kolektor sebesar 50V berasal dari tegangan B+ 110V melalui resistor. Tegangan kolektor ini sebagai input trafo IT kemudian output IT menjadi tegangan AC sebesar 0,5 – 2V.

Tegangan AC inilah kuncinya untuk mengetahui mesin TV hidup atau belum. Tegangan ini kemudian ke Base junction transistor output horizontal (panel horizontal) yang akan membangkitkan kerjanya flyback.

Flyback

Flyback adalah sebuah kumparan kawat yang berfungsi untuk membangkitkan tegangan tinggi sebesar 20.000v – 25.000v (20 – 25KV) yang diberikan ke anoda tabung. Flyback dapat bekerja apabila ada tegangan sebesar 110V dan juga ada sinyal dari rangkaian horizontal.

Flyback ada 3 kabel yaitu kabel untuk menyalurkan tegangan 25KV (yang ada kopnya), kabel fokus (dengan tegangan sebesar 3000Volt) dan kabel screen (sebesar 500 Volt).

Contoh cara mengukur Flyback: Goldstar/Akari (154-064P atau 154-177B): Collector_180v_B+_Ground_16v_24v_40v_ABL_Heater_AFC.

Langkah persiapan:

1. Multitester pada posisi ohm, X1, X10, atau X100. Usahakan jangan posisi X1K atau 10K karena sangat peka sehingga untuk mengukur pin flyback jarum akan bergerak sedikit semua. Membuat anda bingung.

2. Pada Pin Kolektor, 180V, B+ adalah saling berhubungan. Jadi jika diukur pin kolektor, 180V, dan B+, jarum harus bergerak. Jika salah satu tidak bergerak berarti flyback rusak.

3. Pin B+, 180V, kolektor tidak boleh terhubung dengan pin Ground – 16V – 24V – 40V – ABL – HT – AFC. Jika diukur jarum tidak boleh bergerak. Jika jarum bergerak berarti flyback rusak.

4. Mengukur pin Ground dengan pin yang lainnya yaitu 16V, 24V, 40V, HT, AFC dengan cara bergantian. Jarum harus bergerak, apabila salah satu tidak bergerak berarti flyback rusak.

5. Pin ABL tidak boleh hubung dengan pin manapun. Jadi khusus pada pin ABL jika diukur dengan semua pin tidak boleh hubung. Jika jarum bergerak berarti flyback rusak.

Cara Mengetahui Flyback Rusak:

Secara Fisik:

1.Flyback terlihat pecah/retak dibodinya
2.Flyback bau terbakar/mengeluarkan asap dari bodinya
3.Flyback menyemburkan api berwarna biru dari bodinya. Artinya flyback ini masih hidup tetapi bocor, maka perlu diganti.

Secara Non-Fisik:

1.Transistor panel horizontal akan terasa cepat panas jika TV dihidupkan baru beberapa menit atau bahkan baru beberapa detik saja. Dalam kasus ini kemungkinan yang rusak adalah flyback atau defleksi/yoke.
2.Tegangan B+ 110V jadi short (tidak keluar), padahal semua komponen regulator sudah diukur normal. Baik primer maupun sekundernya.

Osilator (Pembangkit Frekuensi)

Osilator adalah pembangkit frekuensi atau sinyal yang dibagi menjadi 2 yaitu ada sinyal osilator horizontal dan sinyal osilator vertikal. Yang memiliki tugas sendiri-sendiri, Osilator horizontal membangkitkan sinyal horizontal sebesar 15.625KHz. Sedangkan Osilator vertikal membangkitkan sinyal vertikal sebesar 50Hz.

Sinyal horizontal lebih besar dari pada sinyal vertikal, Sebab sinyal horizontal dipakai untuk membangkitkan kerja flyback, Jadi flyback dapat bekerja bila ada tegangan 110 VDC dari regulator dan sinyal dari osilator horizontal. Bila salah satu tidak normal maka flyback tidak dapat bekerja sehingga mesin TV akan mati total.

Dari penjelasan diatas bisa kita simpulkan bahwa mesin TV bisa hidup, dengan adanya tegangan 110V dan sinyal horizontal. Walaupun bagian perangkat yang lain belum normal, misal saja vertikal mati atau bagian chroma ada yang bermasalah atau bagian IF bermasalah.

Akan tetapi mesin TV sudah bisa hidup walaupun layar gelap dan tidak ada gambar. Oleh karena itu bagian regulator dan horizontal yang merupakan inti/jantungnya mesin TV, harus hidup lebih dahulu terutama untuk TV model baru mulai tahun 2000 keatas,

Karena banyak protektornya jadi kalau salah satu bagian tidak bekerja dengan baik, otomatis mesin TV akan mengalami protek/mati (hanya lampu indikator yang nyala). Jadi reparasi mesin TV yang banyak proteknya lebih sulit dan butuh ketelitian. Kembali kemasalah osilator.

Output Horizontal

Output Horizontal atau (panel horizontal) ialah lanjutan dari driver horizontal yang akan menggerakkan kerja flyback. Tegangan yang dikeluarkan dari driver horizontal dilanjutkan ke output yaitu ke Base Transistor panel. Selain membangkitkan flyback, juga sebagai output ke defleksi/yoke.

Penguat Video

Penguat video adalah bagian yang berfungsi menguatkan video. Bagian penguat video ini memiliki 3 bagian yaitu video IF, Video Detektor dan Video Driver.

Dan masing-masing bagian ini memiliki fungsi sendiri-sendiri. Diantaranya berikut ini:
  • Video IF / Penguat IF (Intermediate Frequency), berfungsi untuk menguatkan sinyal-sinyal yang diterima dari mixer, kemudian diteruskan ke video detektor.
  • Video Detektor, akan mendeteksi sinyal suara dan gambar kemudian diteruskan ke video driver.
  • Sinyal pembawa suara dideteksi sampai keluarlah sinyal pembawa suara baru 5.5MHZ (FM).
  • Sinyal pembawa gambar dideteksi sampai keluarlah sinyal pembawa gambar yang frekuensinya 15KHZ-5MHZ. Video Driver akan memisahkan sinyal pembawa suara, sinyal gambar dan sinyal sinkronisasi.
  • Sinyal suara diteruskan ke sound IF amplifier.
  • Sinyal gambar diteruskan ke video output.
  • Sinyal sinkronisasi diteruskan ke sinkronisasi separator.

Program dan Memory

Program adalah rangkaian yang berfungsi untuk mengendalikan semua settingan gambar, seperti channel, volume, brightness, contrast, warna dan sebagainya. Semua diatur dan dikendalikan oleh rangkaian IC program. Lalu data-data disimpan di IC memori. Tegangan yang dibutuhkan oleh IC program dan memori ini adalah 5 Volt.

Regulator

Regulator / power supply / adaptor pada mesin TV menggunakan sistem Acematic. Maksudnnya acematic adalah tidak menggunakan trafo step down (penurun tegangan AC).

Tetapi mengunakan Dioda tegangan tinggi sebagai penyearah dan Kapasitor. Kemudian untuk membagi tegangannya menggunakan trafo coper. Penguat regulatornya menggunakan transistor atau STR. Sistem acematic tegangan yang dihasilkan menjadi lebih bagus dan stabil.

Regulator ini bertugas mengeluarkan tegangan 110 Volt untuk men-supply flyback. Selain tegangan 110V ada juga tegangan yang lainya itu 12V untuk men-supply IC osilator, tuner atau lainnya. Lalu tegangan 5V untuk keperluan IC program.

Tegangan 5V ini juga tugas pokok dari regulator. Jadi kalau saja mesin TV mati total, langkah awal yang bisa dilakukan adalah cek tegangan dari regulator yaitu 110V, 12V, 5V. Ketiga tegangan tsb adalah sumber tegangan paling utama pada mesin TV.

Jika ketiga tegangan tersebut sudah normal, tetapi mesin TV masih mati maka langsung saja cek tegangan output dari trafo IT keluar atau tidak. Jika tidak keluar berarti sudah jelas masalahnya dibagian osilator.

Block RGB (Penguat Akhir Warna)

Blok RGB adalah rangkaian penguat akhir warna. Tegangan pada rangkaian RGB ini sebesar 180 vdc. Rangkaian RGB model lama memiliki beberapa trimpot untuk pengaturan warna. Kalau TV model baru sudah menggunakan program yang disebut program “Service Mode”.

Pada rangkaian blok RGB ada beberapa tegangan diantaranya Tegangan Heater (H), Tegangan Katoda Biru/Blue (KB), Tegangan Katoda Merah/Red (KR), Tegangan Katoda Hijau/Green (KG), Tegangan Screen, Tegangan Fokus.

Masing-masing tegangan diberikan ke katoda tabung melalui socket yang disebut socket CRT atau socket tabung. Berapa saja tegangan masing-masing katoda?

Heater = 6 Volt AC
KR, KG, KB = 90 – 125 Volt DC
Screen = 250 – 500 Volt DC
Fokus = 3000 Volt DC

Tuner

Tuner berfungsi sebagai penangkap sinyal gambar dan suara dari pemancar. Didalam tuner ada 3 bagian yaitu RF, Osilator dan Mixer.

Osilator bertugas membangkitkan frekuensi. Sebenarnya yang berfungsi menangkap sinyal suara dan gambar adalah RF. Kemudian diteruskan ke mixer. Mixer akhirnya menghasilkan frekuensi baru, kemudian di filter menjadi 2 frekuensi yaitu 38,9 MHZ dan 33,4 MHZ.

Frekuensi 38,9 MHZ adalah frekuensi pembawa gambar. Frekuensi 33,4MHZ adalah frekuensi pembawa suara. Kedua frekuensi tersebut kemudian diteruskan ke penguat video IF.

Vertikal Output

Vertikal output adalah rangkaian penguat vertikal bagian output (keluaran). Tegangan B+ IC vertikal output ini adalah 24V. Lalu tegangan output yang menuju defleksi/yoke adalah 12 – 16 Volt DC.

Seandainya menemukan kasus TV gambarnya hanya garis mendatar ukurlah tegangan output vertikal yang menuju defleksi/yoke ada atau tidak. Tegangan harus dibawah 20 V yaitu 12 – 16V.

Bila tegangan lebih dari 20 V maka layar juga akan garis mendatar saja. Bila tegangan output tidak ada sama sekali, ukur dulu tegangan B+ nya 24 V ada atau tidak.

Kemudian kalau gambar kurang lebar ke-atas atau ke-bawah, cek saja Kapasitor/elco bagian output, biasanya kering. Selain elco cek juga resistornya atau langsung ganti baru saja resistornya.

Cek juga trimpot V-Line & V-Size yang berguna mengatur lebar gambar atas bawah, pada TV model lama pasti ada. Trimpot tersebut sering rusak.

Kalau TV model baru, buka dulu service mode-nya dengan menggunakan remot asli dan tombol TV, kadang berubah setingan.