Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Mudah Membuat Alarm Anti Maling dengan Sensor Cahaya

Cara Mudah Membuat Alarm Anti Maling dengan Sensor Cahaya

Alarm secara umum didefinisikan sebagai bunyi atau pemberitahuan. Dalam istilah jaringan Alarm bisa juga diartikan sebagai pesan yang berisi pemberitahuan pada saat terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian sinyal komunikasi data maupun ada peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan kinerja).

Pesan ini dipakai sebagai peringatan operator atau administrasi mengenai adanya masalah (bahaya) pada jaringan.

Alarm memberikan tanda bahaya berupa bunyi, sinyal maupun berupa sinar cahaya. Alat dan Bahan yang digunakan dalam pembuatan Alarm Anti Maling dengan Sensor Cahaya

Alat yang dibutuhkan:
Bahan yang dibutuhkan:
Gambar Skema Rangkaian Alarm Anti Maling
Cara Mudah Membuat Alarm Anti Maling dengan Sensor Cahaya

Cara Kerja Rangkaian Diatas Rangkaian Alarm ini sangat cocok digunakan untuk mengusir tamu yang tidak diinginkan atau pencuri.

Sebagai komponen utama adalah sebuah sensor yaitu berupa komponen LDR ( Light Different Resistance) yang dipasang pada tempat tersembunyi tapi mendapat cahaya lampu penerangan yang ada.

Rangkaian Alarm ini akan berbunyi jika ada cahaya yang menyinari LDR terhalang atau terpotong oleh orang atau sebuah gerakan yang melewati sensor tersebut.

Dapat kita ketahui bahwa komponen-komponen elektronika yang dibutuhkan untuk merangkai Alarm diatas memiliki cara kerja sendiri-sendiri yaitu :
  • Resistor berfungsi sebagai hambatan aliran listrik yang memiliki besar hambatan sesuai dengan kode warna yang ditunjukkan pada badan resistor.
  • Kapasitor / Kondensator fungsinya yaitu menyimpan muatan listrik. Kapasitor yang dipakai dalam rangkaian Alarm ini adalah kapasitor elektrolisis jenis elektrolisis alumunium. kapasitor jenis ini mempunyai terminal positif dan terminal negatif. Kedua terminal ini harus di hubungkan dengan polaritas yang benar. 
  • Transistor fungsinya yaitu mengalirkan arus melalui terminal emitor dengan polaritas paling negatif, terminal kolektor beberapa volt lebih positif dibandingkan terminal emitor lainya dan terminal basis lebih positif 0.7 v dari pada terminal pada emitor yang lainya.
  • SCR fungsinya hampir mirip dengan komponen Transistor yaitu untuk mengalirkan arus lewat terminal emitor dengan polaritas paling negatif, terminal kolektor beberapa volt lebih positif jika dibandingkan terminal emitor yang lainya dan terminal base lebih positif 0.7 v dari pada terminal emitor lainya. 
  • LDR (Light Dependent Resistor) yang terdiri dari sebuah plat bahan semikonduktor dengan dua buah elektroda pada permukaanya. Pada saat dalam keadaan dibawah cahaya yang cukup terang banyak elektron yang melepaskan diri dari atom-atom bahan semikonduktor sehingga membuat nilai hambatan listrik bahan rendah. Dan juga sebaliknya jika dalam gelap atau dibawah cahaya yang redup, bahan plat hanya mengandung elektron bebas dalam jumlah yang relatif sangat kecil sehingga nilai hambatan bahan sangat tinggi sehingga Alarm bisa bekerja.
  • Buzzer (speaker) fungsinya yaitu sebagai penghasil suara pada Alarm. 
  • Sakelar SPDT (Single-Pole, Double-Throw) fungsinya yaitu menyambung dan memutuskan aliran arus listrik yang mengalir pada Alarm. 
  • Baterai fungsinya yaitu sebagai sumber daya pada Alarm. 
Jika sakelar pertama dihidupkan, maka Alarm yang bekerja adalah Alarm yang pertama yaitu yang diletakkan pada pintu rumah.

Sehingga jika ada seorang yang mau maling dan masuk kedalam rumah melalui pintu, maka cahaya yang menyinari sensor (LDR) akan tehalang oleh seseorang tersebut dan Alarm akan berbunyi.

Apabila sakelar kedua dihidupkan, maka Alarm yang bekerja adalah Alarm yang kedua yang diletakkan pada ruangan atau bagian dalam rumah.

Yang mana cara kerja rangkaian Alarm yang kedua yaitu jika ada sesuatu atau orang yang bergerak didalam ruangan tersebut, maka akan membuat cahaya yang menyinari sensor (LDR) akan terputus dan Alarm akan berbunyi.

Sedangkan jika kedua sakelar dihidupkan, maka Alarm yang bekerja adalah kedua-duanya, sehingga jika ada seseorang pencuri yang masuk melewati pintu maupun terdapat gerakan didalam ruangan rumah tersebut maka Alarm akan menyala / berbunyi,

Begitu juga dengan sebaliknya jika ada kedua sakelar Alarm dimatikan maka tidak ada Alarm yang bekerja.

Dari pembahasan diatas bisa disimpulkan bahwa rangkaian Alarm anti maling tersebut bisa berbunyi pada saat sensor (LDR) dalam keadaan gelap atau tidak mendapatkan cahaya yang terang / lampu,

Karena bila sensor (LDR) dalam keadaan gelap memiliki tahanan yang lebih tinggi dari pada sensor (LDR) dalam keadaan yang tersinari cahaya, sehingga Alarm bisa bekerja atau berbunyi.